Halut

Butuh Kerja Nyata Pemerintah Atasi Banjir

×

Butuh Kerja Nyata Pemerintah Atasi Banjir

Sebarkan artikel ini
BERULANG: Banjir akibat luapan sungai Wailamo bukan kali ini terjadi, tetapi sudah sering disaat hujan deras.(foto: ist/Ardi/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Bencana banjir pada Januari lalu, harusnya bisa menyadarkan pemerintah bahwa yang dibutuhkan adalah kerja nyata perbaikan infrastruktur. Buktinya, saat cuaca ekstrim kembali menyelimuti Kabupaten Halmahera Utara (Halut), sejumlah desa di Kecamatan Kao Barat,kembali terendam banjir.

Tak hanya itu, di Kecamatan Galela Barat, khususnya di Kali Tiabo Desa Ngidiho,warga mulai was-was. Debit air mulai naik, apalagi  sebagian kali ditutupi material untuk jembatan darurat. Dikhawatirkan, makin lamanya intensitas dan besarnya curah hujan, akan berakibat pada jebolnya jembatan darurat.

Dalam mitigasi bencana, harusnya Pemkab Halut sudah bisa menetapkan beberapa program antisipasi bencana. “Bukan nanti tiba cuaca ekstrim seperti saat ini, kemudian mengimbau waspada banjir. Bukan seperti itu. Paling tidak ada langkah untuk meminimalisir, seperti pengerukan sungai,” kata warga Kecamatan Kao Barat yang kembali merasakan banjir, Selasa (30/3).

Informasi yang diterima dari warga, bahwa terdapat tiga desa yang menjadi langganan banjir, yakni Desa Bailengit, Tuguis, dan Parseba. Ketiga desa ini kembaliteredam banjir sekira 30 cm.

Kasubsektor Kao Barat Ipda J Ronal Tail pun membenarnya adanya banjir di tiga desa tersebut. Dia menyampaikan, banjir yang menimpa penduduk di tiga desa itu disebabkan luapan air sungai Wailamo. ”Cuaca di Kao Barat di guyur hujan deras sejak pagi tadi (kemarin, red). Air sungai meluap sehingga menyebabkan genangan di pemukiman warga. Namun sorenya genanganair sudah mulai surut,” katanya.

Sementara itu, dari pantauan Harian Halmahera pada Minggu (28/3) di Kali Tiabo, warga dan pekerja jembatan mulai khawatir. Sekira pukul 16.00, arus sungai mulai kencang. Pemandangan itu menjadi tontonan warga Desa Ngidiho. Para pekerja jembatan terpaksa menghentikan sementara pekerjaannya dan mengamankan 5 unit excavator. “Arus sungainya sangat kuat. Kalau tidak diamankan, excavator bisa terbawa arus,” kata Nusri, salah satu warga.

Terpisah, Kepala BPBD Halut Abner Manery, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi adanya musibah banjir di Kecamatan Kao Barat dan telah menurunkan personil untuk membantu warga terdampak banjir. ”Iya kami juga sudah dapat info dari Babinsa Kao Barat. Saya sudah perintahkan personil turun ke lokasi guna memantau keadaan disana sekaligus bantu-bantu masyarakat,” ujarnya.

Terjadinya luapan air sungai menurut Abner, kemungkinan sungai tersumbat, sehingga perlu dilakukan normalisasi lagi. ”Solusinya normalisasi, dan kalau bisa khusus di Kao Barat itu, hentikan penebangan pohon, apalagi membuang sampah di sungai,” tandasnya.

Abner juga menginformasikan, bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meterologi Klimatologi Geofiska (BMKG) Sultan Babullah Ternate, untuk cuaca diwilayah Maluku Utara diguyur hujan sedang dan lebat. “Cuaca secara umum di Malut di guyur hujan, seperti di wilayah Morotai, Tobelo, Jailolo, Ternate, Tidore, Sofifi, Sanana, Bacan terjadi hujan sedang, sedangkan potensi hujan lebat di wilayah Weda dan Maba,” katanya.

Cuaca seperti ini menurut Abner, untuk wilayah Halut sangat dikhawatirkan kembali terjadinya banjir dan longsor, sehingga perlu diantisipai sejak dini. ”Memang Halut ini termasuk daerah yang rawan bencana alam, maka dari itu kami BPBD Halut terus imbau pada masyarakat untuk tetap waspada,” ujarnya.

Selain bencana banjir, lanjut Abner, perlu juga waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. ”Kami juga meminta pada para nelayan agar tetap berhati-hati saat hendak melaut, setidaknya melihat cuaca dulu demi keselamatan diri,” pungkasnya.(tr-05/dit/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *