Ternate

Ruang Tunggu Terminal Gamalama Dipending

×

Ruang Tunggu Terminal Gamalama Dipending

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI : Halte sementara yang dibangun di Terminal Gamalama

HARIANHALMAHERA.COM–Pembangunan ruang tunggu di terminal Gamalama yang direncanakan dilaksanakan tahun ini belum bisa terwujud. Sebab, anggaran Rp 3 Miliar yang diperuntukan pembangunan fasilitas di Terminal itu turut dipangkas dalam rangka fefocusing APBD.

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dihsub) Ternate Fahrudin Ginting mengaku meski dipending, Dishub telah berupaya membangun terminal darurat yang diperuntukan bagi para sopir angkot. “Insya Allah tahun depan juga akan diusulkan kembali. Soal diakomdir atau tidak tergantung Bapedda,”terangnya.

Disinggung soal terminal Bastiong yang tampak tidak terurus, Fahrudin menyatakan, terminal itu merupakan terminal transit atau bayangan. Akan tetapi fasilitas atau sarana penunjang baik ruang tunggu juga sudah disiapkan.

Penyiapan ruang tunggu di terminal Gamalama  ini menjadi tunutan para sopir angkot kepada Walikota dan Walikota M.Tauhid Soleman-Jasri Usman pasca dilantik.

Mereka meminta pemimpin baru Kota Ternate itu segera membenahi fasilitas penunjang di Terminal Gamalama pasca “diresmikan” Pj Wali Kota Hasyim Daeng Barang,s eperti halte bagi para penumpang.

Sebab, menurut para sopir, pasca diminta beroperasi di Terminal Gamalama, mereka justeru kesulitan mendapatkan penumpang lantaran tidak tersedia halte.

“Yang kami butuhkan itu harus ada halte dan ruang tunggu, itu paling penting karena bisa menarik penumpang,” kata Koordinator Sopir Angkot Kota Ternate Muhammad Ely.

Tanpa halte dan ruang tunggu, dia megibaratkan  para sopir di areal terminal ibarat hewan berkeliaran liar. “Jangan biarkan kami berkeliaran seperti “kambing’ berkeliaran sembarangan,”

Dia justeru heran dengan kebijakan Pemkot. Dimana pemerintah justeru lebih mendahulukan pembangun lapak di areal terminal ketimbang halte dan ruang tunggu.

Padahal, kontribusi sopir angkot terhadap PAD melalui retribusi terminal dan lain-lain cukup tinggi. Karenanya, wajar jika para sopir angkot menuntut sarana prasarana penunjang terminal segera dibangun. “Kami tidak menuntut banyak, hanya halte dan ruang tunggu saja. Karena kami juga berkontribusi terhadap daerah,”pintanya. (tr4/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *