Halut

Tiga Desa Kao Barat Kesulitan Air Bersih

×

Tiga Desa Kao Barat Kesulitan Air Bersih

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI: Warga mengais air besih di sungai yang keruh

HARIANHALMAHERA.COM— Tak hanya keluhan layanan jaringan Telkom belum belum tersedia dan masalah jalan yang rusak parah hingga jembatan lapuk yang nyaris ambruk, namun warga di Desa Gagaapok, Ngoali dan Momoda Kecamatan Kao Barat dikabarkan sudah puluhan tahun belum pernah menikmati air bersih yang bersumber dari plat merah, yakni Perusah Daerah Air Minum (PDAM).

Kesulitan mendapatkan air bersih ini menunjukan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Utara pun terkesan acuh tahu terhadap nasib warga se Kecamatan Kao Barat yang serba krisis kebutuhan hidup. Warga setempat pun pasrah dengan kepedulian pemda yang hanya ada dua pilihan, yaitu antara berharap dan mengabaikan,

Sebab sejak pemekaran Kabupaten Halut hingga saat ini mereka belum merasakan dan menikmati pelayanan pemerintah di segala bidang. Selama itu menurut warga setempat, mereka hanya bertahan hidup dengan kemurnian alam disekilinginya, mulai dari air bersih dari sungai atau hujan dan kebutuhan dapur hasil budidya sendiri.

Seperti di Desa Gagaapok, Ngoali, Momoda Kecamatan Kao Barat yang menurut warga setempat bahwa sudah sekitar 20 tahun lebih belum menikmati air bersih dari pemerintah melalui PDAM.

“Informasi jeritan dan keluhan kami masyarakat tiga Desa ini tolong di bagikan Harian Halmahera, karena kurang lebihnya 20 tahun tidak ada harapan pemerintah Halut untuk mensejahterakan tiga Desa (Gagaapok, Ngoali dan Momoda),” kata Pemy Mustamu, warga setempat, sabtu (1/1).

Selama ini lanjutnya, warga setempat menafkahi keluarga hanya melalui hasil banting tulang di kebun, terutama air bersih berharap hujan turun dan mengais air jenih di sungai yang keruh.

“kami warga tiga Desa tidak berharap banyak, hanya meminta pemerintah perhatikan kebutuhan mendasar kami, salah satunya air bersih, sebab sampai detik ini kami mengambil air bersih untuk konsumsi dan mandi hanya di sungai yang sering keruh,”ujarnya.

Dia menambahkan bahwa warga Kao Barat seperti daerah terisolir, padahal banyak potensi yang meningkatkan pendapatan daerah. Meskinya pemda perhatikan sarana dan prasarana demi kemajuan terutama kebutuhan mendasar masyarakat.

“seharsunya kebutuhan mendasar diperhatikan dulu agar semua berjalan lancar, paling tidak pelayanan umum yang dibutuhkan dalam kehidupan serhari-hari, seperti air bersih setelah itu jalan dan jembatan yang selama ini belum pernah diperbaiki pemda Halut dan pemprov,”ujarnya.(dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *