HARIANHALMAHERA.COM – Daftar negara yang menggulirkan kompetisi di tengah pandemi Covid-19 bertambah. Dua yang terakhir berasal dari Asia. Setelah Belarus, Nikaragua, dan Tajikistan, pada 12 April lalu menyusul Taiwan yang menggulirkan kompetisi.
Jika sesuai dengan rencana, pada Jumat nanti (8/5) K-League (sebutan untuk liga sepak bola profesional di Korea Selatan) siap menghelat kompetisi tahun ini. Dimulai dari kickoff K-League 1 (kasta teratas) dan disusul K-League 2 (kasta kedua) sehari berselang.
K-League 1 tahun ini, misalnya, sebenarnya diagendakan bergulir akhir Februari lalu. Seiring dengan pandemi Covid-19, kompetisi ditunda hanya lima hari sebelum kickoff (24/2). Lalu, kenapa K-League akhirnya berani memutar kompetisi lagi?
Seperti diberitakan Daily Mail (5/5), persetujuan pemerintah Korea Selatan menjadi kuncinya. Hal itu juga dipicu kasus positif Covid-19 yang tidak bertambah lagi sejak bulan lalu.
Meski kasus sudah di angka nol, Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun tetap meminta kompetisi mengedepankan kedisiplinan dalam menjalankan protokol pertandingan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2.
Baca Juga: Project Restart Bisa No Start
’’Saya tetap meminta skema yang ditetapkan masih sama. Yakni, menjaga jarak antar sesama, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta melakukan karantina sehari-hari,’’ kata Sye-kyun sebagaimana dikutip KBS.
K-League memang dilangsungkan dengan kondisi stadion tertutup. Tapi, tetap ada kemungkinan suporter masuk ke stadion seandainya pandemi benar-benar berlalu. ’’Kami berpikir, tanpa penonton bukan menjadi opsi yang diinginkan kompetisi di negeri kami. Sebab, jika penonton merasa tidak aman berada di tribun, pemain dan pelatih di lapangan jauh lebih tak aman dari persebaran virus SARSCoV-2,’’ tulis regulator K-League di laman resmi mereka.
Selain sepak bola, KBO League (liga bisbol profesional Korea Selatan) juga sudah mendapat izin untuk memulai kompetisi per kemarin.
Kepada Reuters kemarin, kapten klub K-League 1 Incheon United Kim Do-hyeok menyambut positif menjelang bergulirnya kompetisi. Meski, bakal ada penyesuaian yang tidak mudah terhadap sejumlah aturan pertandingan di masa pandemi. Contohnya, larangan berbicara antar pemain di lapangan. ’’Larangan meludah selama pertandingan itu bisa kami kontrol. Tetapi, bagaimana mungkin kami dilarang berteriak atau bahkan sekadar berbisik di lapangan kepada rekan kami,’’ ujar Do-hyeok.
Baca Juga: Dimulai dari Mapei
Ada pula aturan lain yang memang baru ditambahkan regulator K-League untuk musim ini. Misalnya, kiper yang keluar dari garis di bawah mistar saat penalti berlangsung tak akan dikenai kartu kuning. Tetapi hanya diberi peringatan verbal oleh wasit. Kemudian, handsball yang dijadikan peluang gol akan dinyatakan tidak sah jika sang eksekutor menendang bola langsung ke gawang lawan.
Berdasar laporan WHO awal Maret lalu, Korea Selatan merupakan negara kedua paling terdampak pandemi Covid-19 setelah Tiongkok. Pada pekan pertama Maret, misalnya, angka kasus positif Covid-19 di negeri K-Pop tersebut mencapai 3.736 orang.
Karena itu, WHO mengapresiasi Korea Selatan dalam penanganan pandemi Covid-19. Sebab, hanya dalam dua pekan pertama Maret, pemerintah Negeri Ginseng sudah mampu melakukan tes kepada 270 ribu orang. Kemudian, mereka yang positif diberi GPS di ponselnya sehingga kesehariannya bias dikontrol. Dengan ketatnya pengawasan pemerintah, angka Covid-19 di Korea Selatan berangsur menurun setiap hari.(jpc/pur)