Oleh: dr. Heilly Angganois
Puskesmas Dorume – Loloda utara, Halmahera utara
KEBUTUHAN akan pemenuhan nutrisi seorang wanita didalam menjalani proses kehamilan merupakan salah satu dari faktor yang dinilai penting. Sama halnya dengan zat besi, kebutuhan akan asam folat tidak kalah pentingnya bagi seorang wanita.
Terutama bagi wanita hamil atau yang sedang merencanakan untuk hamil bersama pasangannya. Dalam kesempatan kali ini akan dipaparkan mengenai pentingnya asam folat bagi kesehatan ibu hamil.
Perlu kita ketahui bahwa manusia tidak dapat membuat folat dalam tubuh dengan sendirinya, sehingga diperlukan asupan dari luar untuk memenuhi kebutuhannya bagi tubuh kita.
Sebelum membahas lebih jauh kita perlu mengetahui bahwa folat dan asam folat memiliki pengertian yang berbeda. Folat merupakan vitamin B (vitamin B9) yang larut dalam air.
Folat memiliki peranan yang penting dalam sintesis DNA dan diferensiasi sel. Kita dapat jumpai sumber folat ini sehari-hari dalam bahan makanan seperti kacang-kacangan, buah jeruk, dan sayur-sayuran berdaun hijau.
Sedangkan asam folat merupakan bentuk sintetis yang telah mengalami proses yang sedemikian rupa (proses oksidasi) dari folat itu sendiri. Bisa dari sumber makanan yang mengandung folat, ataupun multivitamin yang juga terdapat kandungan folat didalamnya, juga makanan yang telah diperkaya dengan asam folat didalamnya.
Sejak tahun 1998 di negara maju seperti Amerika Serikat sudah melakukan suatu terobosan dalam hal pemenuhan asupan asam folat dengan cara produk sereal yang biasa dikonsumsi oleh warganya telah diperkaya dengan asam folat.
Selain itu negara-negara di kawasan Amerika utara juga telah melakukan suatu program dimana kandungan tepung yang biasa mereka pakai untuk mengolah makanan juga sudah mengandung asam folat didalamnya, dan dari program ini tercatat 46% dapat mengurangi angka kejadian Neural Tube Defects (NTD) yang mana NTD ini akan diulas bersama dalam tulisan ini
Pada wanita yang tidak hamil kebutuhan pemenuhan asam folat bagi tubuh adalah berkisar antara 50 mikrogram per hari sampai 100 mikrogram per hari. Nilai pemenuhan kebutuhan asam folat akan meningkat apabila seorang wanita sedang dalam masa kehamilan, yakni nilainya bisa mencapai 400 mikrogram perhari.
Terdapat beberapa keadaan dimana seorang wanita hamil tidak dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan asam folat selama kehamilannya. Seperti keadaan mual dan muntah diawal kehamilan akan membuat seorang wanita sulit untuk mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung asam folat. Kebiasaan minum minuman beralkohol, kekurangan mikronutrien seperti zinc, dan metode penyajian makanan (makanan mentah dengan makanan yang dimasak).
Semuanya mempengaruhi pencernaan dan penyerapan folat didalam tubuh sehingga apabila tidak maksimal penyerapan asam folat dalam tubuh akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan harian asam folat bagi wanita hamil itu sendiri.
Di Amerika sendiri, banyak yang mengalami kekurangan pemenuhan asam folat bukan karena dari faktor makanan. Tetapi mereka yang telah menjalani operasi pemotongan lambung (gastric bypass surgeries) sebagai cara untuk menanggulangi obesitas. Dimana keadaan ini juga akan mengganggu penyerapan asam folat.
Dampak dari kurangnya pemenuhan asam folat selama kehamilan salah satunya yaitu anemia karena kekurangan asam folat. Kebutuhan akan asam folat saat hamil akan meningkat sekitar 4 sampai 5 kali dibandingkan saat tidak hamil.
Hal ini terjadi karena bayi dalam kandungan beserta dengan plasenta membutuhkan asam folat yang cukup dimana asam folat yang didapatkannya berasal dari cadangan folat sang ibu. Sehingga Ibu dengan keadaan anemia karena kekurangan asam folat tidak akan menyebabkan bayinya dalam kandungan mengalami hal yang sama dengan keadaan ibunya.
Gejala dari anemia karena kekurangan asam folat pada umumnya sama dengan anemia lainnya seperti sering merasa lemas, pusing, hanya saja pada anemia karena kekuranagn asam folat ditambah dengan kulit yang kasar dan terdapat peradangan di lidah (glositis)
Selain itu dampak dari kekurangan asam folat selama kehamilan adalah akan menyebabkan terjadinya cacat penutupan tabung saraf atau dikenal dalam bahasa medis dengan Neural Tube Defects (NTD) yang akan dialami oleh bayinya ketika lahir.
NTD merupakan cacat bawaan dari tulang tengkorak (kelainannya berupa anencephaly) atau tulang belakang (kelainannya berupa spina bifida) yang disebabkan, karena gagalnya proses penutupan tabung saraf diawal kehamilan yang diakibatkan oleh kurangnya asam folat.
Di negara-negara berkembang pemberian asam folat sebelum hamil telah dilakukan untuk mencegah terjadinya NTD ini. The US Preventive Services Task Force (UPSTF) menyarankan pemberian suplemen asam folat 400-800 mikrogram perhari bagi semua wanita yang sedang merencanakan untuk hamil.
Dan jumlah yang lebih besar yakni, 4 miligram bagi wanita yang meiliki resiko tinggi, seperti adanya masalah di kehamilan sebelumnya dengan NTD. Hal ini dikemukakan dari beberapa hasil pengamatan yang dilakukan pada tahun 1991 oleh The Centre for Disease Control and Prevention (CDC) .
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012 merekomendasikan setidaknya, pemberian asam folat sebesar 400 microgram setiap harinya bagi wanita di usia subur.
Selain itu pemberian suplemen asam folat 4 miligram tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sebelumnya pernah mengalami cacat janin (NTD) dikehamilan sebelumnya.
Namun perlu juga diberikan bagi mereka yang sedang hamil dengan jumlah janin lebih dari satu (multifetal pregnancy), penyakit chron, mereka dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, dan suatu gangguan kulit yakni inflammatory skin disorder.(*)