Maluku UtaraTidore Kepulauan

Tikep Masih Zona Merah

×

Tikep Masih Zona Merah

Sebarkan artikel ini
dr Alwia Assagaf

HARIANHALMAHERA.COM–SEKALIPUN grafik kasus Covid-19 di Maluku Utara (Malut) mulai melandai, bukan berarti daerah-daerah yang ada di Malut sudah dikategorikan aman. Berdasarkan data infografis yang dipaparkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Malut, masih terjadi peningkatan zona status di salah satu daerah yakni Kota Tidore Kepulauan (Tikep).

Padahal, daerah yang dinakhodai Capt Ali Ibrahim itu sebelumnya sudah berubah warna menjadi zona oranye.  “Per 8 Agustus kemarin itu Kota Tidore Kepulauan sebelumnya dari zona orange, berubah status menjadi zona merah, sedangkan yang lainya masih tetap di zona orange,” terang Juru bicara (jubir) GTPP Covid-19 Malut, dr. Alwia Assagaf .

Peningkatan status dari orange ke meraj ini dikarenakan di Tikep masih terdapat kasus terkonfirmasi positif sebanyak 263 orang dengan kasus suspek 3 orang, kasus probable 1 orang, pemantauan kontak erat 66 orang, kasus meninggal 18 orang, dan sembuh 185 orang.  “Dan penilaian zonasi itu ada empat macam, salah satunya itu dari survey epidemilogi dan kepatuhan masyarakat,” katanya.

di Malut sendiri, hanya Kabupaten Taliabu yang berstatus sebagai daerah zona hijau. Delapan daerah lainnya masih kategori orange.  “Di akhir Juli, selain Taliabu semua Kabupaten berada di zona orange, namun setelah masuk awal agustus Tidore berubah menajdi zona merah lagi,” ucapnya.

Kata dia, jika dilihat dari potensi kasus positif di Malut masih tetap naik, memang sekarang posisi kasus terkonfirmasi positif tidak ada penambahan. Namun yang harusnya dianalisa oleh kabupaten/Kota adalah survelance epimodologi.

“Kami melihat bahwa kegiatan survelance epidemologi yang dilakukan oleh Puskesmas juga makin menurun. Kami bisa memaklumi mungkin karena tenaga di Puskesmas juga terbatas, sehingga kalau mulai dari akhir Maret sampai saat ini Puskesmas melakukan giat mulai menurun,” tukasnya

Di lain pihak, masa pemakaian Sahid Hotel Ternate sebagai tempat karantina pasien Covid-19 oleh Pemprov akan berakhir pada 29 Agustus mendatang.  Sementara, hingga kemarin jumlah pasien positif yang masih berada di Sahid tersisa 8 orang.

Karo Humas dan Protokoler Setda Malut, Mulyadi Tutupoho mengatakan, hingga kini Pemporov belum memutuskan apakah akan memperpanjang sewa hotel atau tidak. Pihaknya masih menunggu hasil rapat yang akan di pimpin langsung Ketua GTPP Covic-19 Malut, Abdul Gani Kasuba.   “Setelah melakukan rapat baru kita bisa mengatahui apakah status darurat tetap berlanjut atau tidak,” ucapnya.

Diakui, memang ada informasi terkait dengan pemindahan tempat karantina ke Sofifi, dan perubahan status gugus tugas menjadi komite ekonomi dan komite penanganan Covid-19. Namun, semuanya masih menunggu kepastian rapat GTPP Covid-19 Malut. (lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *