HARIANHALMAHERA.COM – ”Mungkin tahun depan kami mencapainya (final Liga Champions 2020, Red).” Begitu jawaban Managing Director Paris Saint-Germain (PSG) Asia-Pasifik Sebastien Wasels kepada Jawa Pos tentang kans klubnya di ajang Eropa dalam sebuah acara di Jakarta tahun lalu.
Jawaban yang sekilas seperti guyonan atau diplomatis dari klub yang sulit menembus semifinal, bahkan final Liga Champions.
Sebelum musim ini, capaian terbaik PSG adalah semifinal edisi 1994–1995. Memiliki bomber hebat seperti George Weah kala itu, laju Les Parisiens –sebutan PSG– dihentikan AC Milan dengan kekalahan agregat 0-3. Namun, kemarin (19/8) ucapan Wasels benar-benar kesampaian.
PSG akhirnya merasakan final Liga Champions untuk kali pertama dalam sejarah klub yang sepekan lalu (12/8) berulang tahun ke-50. Tim asuhan Thomas Tuchel itu sukses melibas RB Leipzig tiga gol tanpa balas dalam semifinal di Estadio da Luz via gol-gol Marquinhos, Angel Di Maria, dan Juan Bernat.
”Inilah (capaian tinggi di Liga Champions) yang diinginkan oleh Mr President (Presiden sekaligus pemilik PSG Nasser Al Khelaifi, Red). Hampir setiap musim dia selalu mengatakannya kepada kami, kepada tim, kepada pelatih, dan kepada pemain,’’ beber Wasels.
Benar. Sejak Al Khelaifi mengakuisisi PSG melalui konsorsium yang dipimpinnya, Qatar Sports Investment (QSI), pada 2011, memenangi Liga Champions adalah bidikan setelah berjaya di ajang domestik.
Nah, PSG sudah sangat dominan di Prancis. Bahkan, Les Parisiens sapu bersih empat kali selama era Al Khelaifi (2014–2015, 2015–2016, 2017–2018, dan musim ini atau 2019 –2020).
Sejatinya, sudah empat tahun lalu Al Khelaifi menuntut PSG bisa lebih banyak berbicara di Liga Champions. Sampai akhirnya terjadilah megatransfer Neymar Jr dari FC Barcelona dengan banderol termahal dunia, EUR 222 juta (Rp 3,9 triliun), pada musim panas 2017.
Yang kemudian disusul dengan pembelian Kylian Mbappe dari AS Monaco senilai EUR 145 juta (Rp 2,55 triliun).
Investasi pengusaha asal Qatar itu akhirnya terbayar musim ini setelah dalam dua musim beruntun sebelumnya selalu kandas di 16 besar. ”Penantian sembilan tahun Al Khelaifi kini tinggal selangkah lagi,” tulis The Telegraph. ”Seperti mimpi,” ucap Al Khelaifi kepada RMC Sport kemarin.
Jika dihitung selama sembilan tahun terakhir, Al Khelaifi sudah menggelontorkan uang untuk belanja pemain hingga EUR 1,268 miliar (Rp 22,3 triliun) selama 18 kali periode bursa transfer.
PSG juga tercatat mencapai final Liga Champions setelah melakoni 110 laga.
Panjangnya jalan PSG menuju final itu mengalahkan upaya Arsenal untuk mencapai final pada 2006. The Gunners –julukan Arsenal– harus menjalani 90 laga dalam 25 tahun kiprahnya di kompetisi antarklub paling elite di Eropa tersebut.
”Aku sangat bangga dengan pemainku hari ini (kemarin, Red). Aku pun mengatakan kepada mereka bahwa trofi itu (juara Liga Champions, Red) layak jadi milik kita,” tutur Al Khelaifi.
Di partai puncak yang akan berlangsung di Estadio Da Luz Senin dini hari (24/8) PSG bakal melawan raksasa Jerman Bayern Muenchen.
Seperti Al Khelaifi, Mbappe merasakan spirit kesuksesan saat menjadi bagian timnas Prancis kala memenangi Piala Dunia 2018 ada dalam skuad PSG di Liga Champions musim ini.
’’Aku dapat merasakan getaran yang sama dan aku sangat yakin dengan hal itu,’’ kata striker 21 tahun itu di laman resmi UEFA.
Jalan Mbappe dan PSG bisa sampai ke final memang mirip dengan jalan Mbappe dan Les Bleus –sebutan timnas Prancis– dua tahun lalu. Tiga hari sebelum semifinal Piala Dunia 2018, dia mengalami cedera punggung.
Tetapi, dia meminta staf pelatih timnas Prancis merahasiakannya dan tetap bermain kontra Belgia. Di final menghadapi Kroasia, dia menyumbang gol dari kemenangan 4-2 Les Bleus.
Dua pekan sebelum terbang ke Lisbon, cedera engkel kanan menghampiri Mbappe atau ketika PSG mengalahkan Saint-Etienne dalam final Coupe de France (24/7). Donatello –julukannya– absen di final Coupe de la Ligue dan baru turun penuh kemarin setelah hanya menjadi pengganti kontra Atalanta BC di perempat final (13/8).
Mbappe pun tidak mencetak gol dalam perempat final dan semifinal Liga Champions musim ini. Persis seperti di Piala Dunia lalu. Jadi, apakah Donatello akan menandai final pertamanya di Liga Champions dengan gol, lalu juara? Kita lihat saja Senin dini hari nanti. (jpc/pur)