HARIANHALMAHERA.COM–Upacara peringatan hari sumpah pemuda (HSP) ke-92 yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) di halaman Kantor Gubernur Sofifi kemarin sepi dari nuansa kepemudaan.
Bagaimana tidak, tak ada satupun organisasi kepemudaan (OKP) yang hadir dalam upacara yang dipimpin langsung Wakil Gubernur (wagub) M Al Yasin Ali itu. Yang tampak hanya sejumlah pimpinan OPD dan ASN.
Kondisi ini pun ikut disesali orang nomor dua di Malut itu. “Saya melihat tidak ada organisasi pemuda yang hadir hari ini. Harusnya para pemuda dan organisasi cipayung turut serta dalam perayaan upacara ini.,” terang Wagub sebelum membacakan sambutan tertulis Presiden Joko Widodo.
Presiden sendiri dalam pidato yang dibacakan wagub menyatakan Sumpah Pemuda justru membawa energi positif yang menyatukan persaingan dan perbedaan, tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama, maupun tujuan-tujuan bersama. Yang semuanya bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama.
“Bersatu dan bekerja sama adalah kunci untuk mencapai Indonesia maju,” ungkapnya.
Menjadi Indonesia, tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Kita harus bekerja sama merawat ke-Indonesiaan. “Ke-Indonesiaan harus selalu dijaga dengan semangat solidaritas dan rasa persaudaraan. Tidak ada Jawa, tidak ada Sumatera, tidak ada Sulawesi, tidak ada Papua, yang ada adalah saudara sebangsa dan setanah air. Persatuan harus terus kita perjuangkan dengan menghargai perbedaan, menjaga toleransi, serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” pinta Presiden.
Untuk mewujudkan Indonesia yang satu, kita juga harus bekerjasama membangun Indonesia secara adil dan merata. Membangun Indonesia sentris dengan membangun dari pinggiran, dari Desa, dari Pulau terdepan hingga perbatasan.
Kita juga membangun infrastruktur yang memudahkan konektivitas antarwilayah, antarpulau, untuk mensatukan Indonesia.
“Dengan pembangunan yang merata dan berkeadilan, maka masyarakat Papua, masyarakat Aceh, dan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah merasa menjadi bagian dari Indonesia, merasa memiliki Indonesia, serta ikut berkontribusi untuk memajukan Indonesia,” Tambahnya.
Sekadar diketahui, upacara yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, di awali dengan pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks Pancasila, pembacaan teks UUD 1945 dan pembacaan teks Sumpah Pemuda. (lfa/pur)