HARIANHALMAHERA.COM–Rekonstruksi pasca bencana banjir yang terjadi di tiga kecamatan dengan 6.963 jiwa menjadi korban, bukan pekerjaan mudah. Butuh keseriusan pemerintah. Banyak sektor yang harus dibenahi, tidak hanya infrastruktur, tetapi juga menyangkut sumber-sumber pendapatan warga dari hasil pertanian dan perkebunan.
Sampai saat ini, data yang disampaikan pemerintah baru sebatas jumlah warga terdampak. Jumlan rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan, belum tersaji. Pun demikian dengan luasan areal pertanian dan perkebunan yang turut terdampak banjir, belum tersedia.
Inilah yang disesali para wakil rakyat usai melakukan peninjauan lapangan pasca bencana banjir. Mereka menemukan beban berat kini dirasakan semua warga yang berada di Loloda Utara. Keterbatasan akses mulai mempengaruhi ketersediaan kebutuhan pokok di kecamatan itu.
“Akibatnya, beberapa harga kebutuhan pokok mulai naik. Sementara, di situasi pasca bencana, pendapatan masyarakat belum stabil. Ini yang harus dipikirkan dan harus ada solusi secepatnya,” kata Ketua Komisi II, DPRD Halut, Fahmi Musa.
Dia mencontohkan harga beras. Saat ini warga harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli satu kilogram besar. Jika biasanya beras standar antara Rp 13-14 ribu per kg, kini masyarakat harus membayar Rp 18 ribu per kg. Demikian pula gula pasir sudah menyentuh harga Rp 20 ribu per kg dari sebelumnya Rp 16-17 ribu per kg. Termasuk bensin eceran sudah diharga Rp 13-15 ribu per liter.
“Sementara kondisi itu berbanding terbalik dengan harga penjualan komoditi masyarakat. Seperti harga pala turun bermain di harga Rp 50-60 per kg. Harga kopra pun sama, turun. Biasanya dihargai Rp 9.000 per kg, kini sudah bermain dikisaran harga Rp 7.000 per kg. Harga-harga ini pastinya akan terus berubah bila lambat tertangani,” tegasnya.
Karena itu, lanjut Fahmi, DPRD Halut menindaklanjuti hasil monitoring di lapangan pasca banjir, akan memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), termasuk beberapa instansi terkait untuk hearing mencari solusi yang tepat dan cepat.
“Besok (hari ini, red) kita akan membicarakan persoalan itu, agar menjadi solusi buat masyarakat di Galela Utara dan Loloda Utara yang sementara ini kesulitan karena terputusnya akses,” pungkasnya.(tr-05/fir)