HARIANHALMAHERA.COM- Program bedah rumah yang merupakan inisiatif pribadi dari Presiden Direktur (Presdir) sekaligus pemilik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), akan dimulai Maret nanti. Alokasi anggaran dari kantong pribadi ini terbilang cukup fantastis. Menyentuh angka Rp 50-60 miliar.
Jumlah tersebut diperoleh dari hitungan matematis sederhana dari rencana perbaikan rumah tak layak huni yang dianggarkan Rp 50-60 juta per rumah. Jika dikalikan dengan target 1.000 rumah, maka nilainya sebagaimana yang disebutkan di atas.
“Bedah rumah ini merupakan program inisiatif dari H Robert khusus bagi warga kurang mampu di Halut, utamanya di wilayah lingkar tambang. Anggaran program bedah rumah ini terpisah dari anggaran PPM yang dikelola Social Performance (SP). Karena itu anggaran pribadi dari H Robert,” kata Manajer SP PT NHM Hansed P Lassa, usai agenda koordinasi PT NHM dengan Camat dan Kepala Desa di wilayah lingkar tambang, kemarin.
“Program ini akan dimulai Maret nanti. Peletakan bantu pertama rencananya akan dilakukan pada Senin (1/3) di Desa Kao , Kecamatan Kao. H Robert sendiri akan datang untuk peletakan baru pertama itu,” tambah Hansed.
Dijelaskan, bedah 1.000 unit rumah ini memang direncanakan untuk rumah tak layak huni yang ada di 17 kecamatan di Kabupaten Halut. Meski demikian, rumah-rumah tak layak huni di wilayah lingkar tambang tetap akan menjadi prioritas utama.
“Karena itu program ini kembali dikoordinasikan dengan para camat dan kades, meski sebelumnya sudah dibahas bersama di Jakarta,” terangnya.
Disinggung mekanisme bedah rumah, Hansed menyebut pendataan rumah yang akan dibantu sudah diserahkan sepenuhnya kepada camat dan kepala desa masing masing. Setelah itu, dilakukan [engecekan di lapangan oleh tim bedah rumah yang ditunjuk. Tim ini akan memastikan rumah tersebut layak atau tidak untuk direhab.
“Jika layak, maka dana sekira Rp 50-60 juta untuk satu rumah akan langsung diberikan kepada kepala desa. Rumah yang direhab nantinya akan seperti rumah tipe 36 dengan desain minimalis. Mirip desain perumahan modern saat ini,” ujarnya.
Untuk pengerjaannya, sambung Hansed, para pekerja diambil dari warga di desa itu. Jumlahnya sekira 15 pekerja.
“Mirip seperti program swakelola. Tidak hanya pemilik rumah yang terbantukan, warga lain di desa yang pekerjaannya tukang, juga bisa terbantukan. Para pekerja inilah yang nantinya bekerja, termasuk menyiapkan bahan-bahan untuk pembangunan,” kata Hansed.
Tidak hanya itu, kepedulian H Robert terhadap warga Halut yang belum memiliki rumah tak layak huni itu, tidak sebatas memperbaiki bangunan rumah. Hansed menyebut, anggaran itu juga sudah diatur untuk perlengkapan dalam rumah. Seperti kursi, tempat tidur, alat dapur lainnya, dan kebutuhan penting lainnya.
“Sederhanya, program ini akan mengubah rumah dari tak layak huni menjadi rumah permanen,” ujarnya.
Disinggung soal pengawasan pengerjaan, Hansed menyebut, selain program ini diawasi khusus oleh H Robert melalui tim bedah rumah, juga pastinya akan diawasi oleh seluruh masyarakat khususnya warga di desa.
“Pak H Robert dengan niat tulus untuk membantu warga. Beliau sudah mempercayakan pelaksanaannya pada camat dan kepala desa yang tahu betul kondisi warganya. Beliau juga memberikan insentif untuk pelaksanaan dan pengawasan program,” aku Hansed.
Ditambahkan pula, terkait kemungkinan tumpang tindih dengan program bedah rumah dan pemerintah, Hansed menyebut, persoalan itu sudah dibahas. Nantinya, rumah yang sudah masuk dalam daftar bedah rumah oleh pemerintah, tidak bisa lagi didaftarkan dalam program bedah rumah dari H Robert.
“Ini untuk menghindari tumpang tindih tadi,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, camat dan kades memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada H Robert. Sebagai perwakilan pemerintah di tingkat kecamatan dan desa, diakui program tersebut sangat membantu program-program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
“Ini luar biasa. Kami sangat berterima kasih kepada pak haji (sapaan H Robert),” kata Kades Barumadehe dan beberapa kades lainnya.(cw/fir)
Kepada YTH pak haji ROBERT
Saya butuh pekerjaan