HARIANHALMAHERA.COM–Utang Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate ke pihak ketiga untuk kegiatan Multiyears ternyata masih mencapai puluhan miliar. Salah satu tuggakan multiyears yang belum selesai adalah Plaza Gamalama.
Meski saat ini pembangunanya sudah hampir 100 persen, namun realisasi keuangan baru 61 persen atau Rp 42,5 miliar dari nilai kontrak Rp 92,5 miliar.
“Realisasi anggaran proyek Plaza Gamalama masih kurang sebesar Rp 26 miliar. Hasil ini juga akan dijadikan rekomendasi Pansus ke Pemkot,”ungkap Sekretaris Pansus LKPJ DPRD Kota Ternate Junaidi Baharuddin saat onthe spot di lapangan.
Selain Plasa Gamalama, dalam tiga hari berturut-turut mulai Kamis hingga Sabtu pekan kemarin Pansus juga mengecek beberapa proyek multiyears, seperti reklamasi di Kayu Merah-Kalumata, Sangaji-Salero, dan jalan lingkar Pulau Hiri
Ketua Pansus LKPJ Nurlaela Syarif menuturkan, untuk proyek reklamasi misalnya, saat ini muncul problem terkait pemanfaatan lahan reklamasi. Seperti apa pemanfaatan lahan ini nantinya menjadi tugas dan kewenangan dari kepala daerah dan wakil kepala terpilih
Selain pemanfaatan kawasan rekalamsi, Pansus juga menyoroti dampak dari reklamasi secara garis besar. “Antara lain ancaman banjir, perubahan ekosistem, hilangnya mata pencaharian nelayan, masalah sosial, urbanisasi, penyediaan air bersih dan dampak lainnya,”paparnya.
Begitu juga proyek Multiyears berupa jalan lingkar di Kecamatan Hiri. Menurut Nela, priyek yang dibangun sejak 2018 hingga 2019 ini menyisahkan akses jalan ke Puskesmas rawat inap di Kelurahan Fahudu. “Perlu segera dibangun jalan Lapen 1 kilo,”pintanya.
Pansus juga menemukan jaringan internet di Faudu sama Tomajiko. Bantuan dari Kementrian infokom itu belum maksimal. “Yang paling utama juga masyarakat belum bisa menikmati ketersediaan air bersih di Hiri, masih gunakan tampungan air hujan,”sebutnya.
Selain itu sarana pangung seni di Kelurahan Togolobe dengan anggaran kurang lebih Rp 800 juta di tahun 2019, masih perlu tahap lanjutan tahap ke tiga, karena covid ini penting untuk mendukung Hiri sebagai kecamatan pariwisata.
“Yang menarik juga di Hiri dicanangkan tematik kelurahan, yaitu Kelurahan Mado sebagai kelurahan adat, Togolobe kelurahan bahasa Fahudu kelurahan olahraga, Tomajiko kelurahan pariwisata, Dodariisa kelurahan perikanan dan Tafraka kelurahan warna,”pungkasnya.(tr4/pur)