HARIANHALMAHERA.COM–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan intensitas siklon tropis Surigae dalam 24 jam ke depan akan melemah dan bergerak ke utara menjauhi wilayah Indonesia. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada akan potensi dampak tak langsung.
Dari hasil kajian BMKG, terutama di wilayah Samudra Pasifik utara Halmahera bagian Utara potensi dampak tidak langsung berupa peluang terjadinya gelombang 4-6 meter.
Prakiraan ini sebagaimana penjelasan resmi Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dikutip melalui tempo.co, bahwa hasil analisis siklon tropis Surigae yang dilakukan pada Minggu (18/4) sekira pukul 21.00 WIT, posisi siklon tropis Suriage berada di Samudera Pasifik timur Filipina. Siklon bergerak menuju ke Barat, yakni barat laut dengan kecepatan 5 knots (9 km/jam) menjauhi wilayah Indonesia, sementara kekuatannya 115 knots (215 km/jam) dan tekanan 900 hPa.
Berdasarkan kajian itu, BMKG memprediksi posisi siklon tropis pada 24 jam ke depan, yakni Senin (19/4) pukul 21.00 WIT akan berada di Samudera Pasifik timur Filipina. Selanjutnya, siklon tropis akan mengarah ke Utara dengan kecepatan 4 knots (7 km/jam) terus bergerak menjauhi wilayah Indonesia, sementara kekuatannya berkurang menjadi 110 knots (205 km/jam) dan tekanan 905 hPa.
Meski demikian, BMKG mengingatkan bahwa Siklon Tropis memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan. Dampak itu adalah potensi hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir, serta angin kencang di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.
Gelombang tinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi bagian Barat, Perairan selatan Kep. Sangihe, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung-Likupang, Perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Biak, hingga Jayapura, Samudra Pasifik utara Papua.
Tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan utara Kep. Sangihe, Perairan Kep.Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera bagian selatan, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat. Selain itu, BMKG juga mempreduksi tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik utara Halmahera bagian Utara.
Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih fokus menyiapkan langkah antisipasi potensi bencana yang diakibatkan siklon tropis. “Tetap waspada. Karena itu, kami sangat mengharapkan info dari BMKG tentang siklon tropis ini. Kami juga melalui camat dan kepala desa sudah menginformasikan kepada masyarakat terlebih di daerah rawan bencana, termasuk pesisir dan para nelayan agar berhati-hati,” kata Kepala BPBD Halut Abner Manery.
Diakui, sikon tropis ini berpotensi buruk. Sebagai pemerintah BPBD selalu mengigatkan (nelayan) yang ingin melaut. “Hal ini kita takutkan jangan sampai terjadi gelombang besar dan tidak mampu mengendalikan akhirnya bisa ada korban jiwa. Ini yang kita khawatirkan karena sementara ini cuaca belum dipastikan baik,” pintanya
“Seminggu sudah kita rasakan cuaca kurang baik, tentunya kita harus waspada. Itu yang paling penting. Tetap patuh pada protokol kesehatan karena masih dalam pandemic covid-19. Kami (BPBD) akan terus berkoordinasi dengan BMKG terkait info cuaca, agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar,” pungkas Abner.(tr-05/fir)