HARIANHALMAHERA.COM–Pemkot Ternate terus berupaya memberikan pelayanan air bersih bagi warga yang berada di dataran tinggi. Sejumlah kelurahan di daerah ketinggian yang belum terentuh air bersih secara lancar diantaranya Kelurahan Maliaro RT 07, Tanah Tinggi Barat, Gamyau, Tongole, kemudian Tubo, hingga Tobololo.
Pelaksana tugas (plt) Dirut PDAM Ternate, Thamrin Awli mengakui, salah satu penyebab belum maksimalnya pasokan air bersih di dataran tinggi yakni keberadaan mesin recervoir yang berada pada posisi yang lebih rendah, sehingga menyebabkan air tak mampu mengalir.
Seperti yang terjadi di RT 07 dan RT 08 Kelurahan Tubo. Untuk memenyuolai air bersih di dua RT itu, PDAM sudah berkordinasi dengan Balai Cipta Karya..
“Dan direncakan tahun depan dibangun Recevoir. Konsultannya juga sudah bertemu dengan saya, teknis perencanaanya sudah ada, tinggal kita bicarakan soal penempatan titik reservoir dan boster untuk nantinya bisa membantu mendorong air,” terangnya.
Sementara untuk Kelurahan Tongole, dia menyebut, sudah dilakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Ternate. Dimana di tahun ini rencananya akan melakukan pengeboran sumur yang berada di antara Kelurahan Tongole dan Marikurubu. :Jika pengeboran itu sudah dilakukan, maka diharapkan bisa menjadi solusi pendistribusian air ke Tongole,” katanya.
Distribusi air bersih ke Tongole saat ini memang menuai sedikit kendala. Sebab, Kelurahan tersebut berada pada posisi ketinggian. Sehingga kekuatan pompa air tidak mampu mendorong air masuk ke Kelurahan itu.
Air bersih yang masuk ke Tongole bersumber dari Sumur Skep yang dipompa menuju ke Recervoir (bak penampung) di Kelurahan Tabahawa, kemudian ke Reservoir Kelurahan Moya, Torano, Marikurubu, dan setelah itu baru ke Tongole.
“Prosesnya sangat panjang, sehingga kemampuan pompa agak terbatas. Jadi persoalannya saat ini ada pada stok (sumber air, red) kita yang terbatas. Mudah-mudahan PUPR bisa melakukan pengeboran di tahun ini, sehingga masalah ini bisa terjawab,”ucapnya.
Sementara hasil pengecekan satu Recervoir di Kelurahan Maliaro puncak, yang awalnya diperkirakan bisa menjadi titik penyuplai ke Tongole, rupanya belum bisa menjadi solusi. Karena, dari sisi simetris, Recervoir tersebut berada pada posisi yang jauh lebih rendah dari Kelurahan Tongole. Sehingga saat ini, penyuplay air ke Tongole masih tetap melalui Reservoir dari Kelurahan Moya.
“Dari Kelurahan Moya kemudian ke Kelurahan Marikurubu. Nanti disitu akan kita rasionalkan dengan memasang Valve, sehingga pada jam-jam tertentu, air bisa didistribusikan ke Kelurahan Marikurubu, dan pada jam-jam tertentu bisa didistribusikan ke Kelurahan Tongole,”sambungnya.
Sekretaris Dinas PUPR Kota Ternate, Bambang Maradjabessy menambahkan, tahun ini terdapat DAK sebesar Rp 1,4 miliar untuk kegiatan sarana prasarana air bersih.
Ada dua paket kegiatan untuk Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM). Pertama, berada di antara Kelurahan Tongole dan Marikuribu. Dan yang kedua, berada di Kelurahan Kastela. Masing-masing paket tersebut didalamnya ada pekerjaan sumur hingga jaringan.
“Dari hasil Geolistrik tetang perkiraan air tanah sudah kami dapat dari teman-teman di PDAM. Titik yang dimungkinkan itu (untuk pengeboran sumur, red) berada pada lokasi antara Tongole dan Marikurubu,” jelasnya.
Dia menyebutkan, progras pengerjaan saat ini, masih pada proses pengadaan material berupa pipa dan lainnya. Jika material sudah ada, baru dimulai pekerjaan fisik termasuk pengeboran. Diperkirakan, pengeboran sudah akan dilakukan pada bulan Agustus mendatang.
“Dari scedule l yang saya liat, bulan Agustus kemungkinan sudah ada pengeboran sumur dan pemasangan pompa. Karena dari PDAM berharap, jika ini sudah jadi maka disribusi air ke daerah ketingian sekitar wilayah situ bisa teratasi. Karena disekitaran situ, masalahnya pada stok air,” tandasnya.(tr4/pur)