HARIANHALMAHERA.COM–EDARAN Menteri Kesehatan (Menkes) yang meminta seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah ngebut melakukan tes dan telusur kontak erat pasien Covid-19, ternyata tidak jalan di Maluku Utara (Malut).
Ini dibuktikan dengan lambannya pihak RSUD menyampaikan hasil swab test PCR (polymerase chain reaction) milik mereka yang diduga telah melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Setidaknya kejadian ini dialami langsung staf yang berada di lingkungan kediaman pribadi Wakil Gubernur (Wagub) M Al Yasin Ali. Dimana, hasil swab test PCR milik puluhan staf rumah tangga di kediaman orang nomor dua di Malut itu, hingga kini belum juga ada. Padahal, swab test dilakukan 7 Juli lalu pasca ditemukannya 4 orang staf positif Covid.
“Berulang kali kita mencoba menghubungi Direktur RSUD Chasan Boesoiri untuk bisa mengetahui hasilnya namun belum juga ada informasi yang pasti, kesal Muttiara T Yasin, istri dari M Al Yasin Ali kepada awak media di kediaman pribadi Wagub di Kelurahan Mangga Dua kemarin (26/7).
Politisi PDI-Perjuangan itu menceritrakan, sejak ditemukan 4 staf rumah tangga positif Covid, dia pun langsung berusaha melakukan tracking dengan meminta pihak RSUD melakukan swab test PCR kepada seluruh pegawai dan staff rumah tangga yang berjumlah sekitar 30 orang.
Langkah ini dilakukan dalam rangka untuk mendeteksi sejak dini penyebaran Covid-19 di lingkungan kediaman Wagub. “Sebagai istri Wagub, saya juga memiliki tanggungjawab membantu pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujaranya.
Namun, setelah seluruh spesimen pegawai dan staf diambil 7 Juli lalu, sampai hari ini pihaknya tak kunjung menerima hasil swab. Belakangan, pihak RSUD kata dia menginformasikan bahwa seluruh hasil swab diserahkan melalui Puskesmas dimana para pegawai dan staff berdomisili.
“Kalaupun mekanisme pemberitahuan hasil swab melalui pihak Puskesmas paling tidak kita juga diberikan informasi sehingga ada langkah-langkah antisipatif,” kesalnya.
Sudah begitu, pihak puskemas juga ternyata belum menyerahkan hasil swab. Sebab, saat ditanya, para pegawai dan staff mengaku belum mendapatkan informasi apapun dari Puskesmas.
“Saya berharap Direktur RSUD Chasan Boesoiri tidak menganggap sepele hasil swab ini. Sebab langkah yang kami lakukan ini tidak hanya dalam rangka memproteksi kesehatan keluarga wakil gubernur saja, tetapi lebih dari itu adalah langkah antisipatif agar tidak menyebarkan virus ini kepada lingkungan sekitar,” tegasnya.
Apalagi menurut dia aktivitas suamainya begitu padat dan banyak menerima tamu yang datang baik di kantor maupun di rumah. “Interaksi antara pegawai dan staff dengan para tamu yang datang sangat dimungkinkan akan menularkan virus ini jika kita tidak mengetahuinya sedari awal. Intinya, kita ingin memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” kata wakil ketua TP PKK Malut.
Saat ini dua dari empat orang staf yang positif tengah diisolasi di RSUD Sofifi, sedangkan dua lainnya menjalani isolasi mandiri (isoman). (lfa/pur)