HARIANHALMAHERA.COM–Calon Jemaah Haji (CJH) asal Maluku Utara Malut) yang tergabung dalam kloter 11 embakarasi Makkasar yang diterbangkan menuju Jeddah, Arab Saudi Minggu (26/6) malam tadi, ternyata jumlahnya tidak lengkap.
Ini dikarenakan salah satu CJH tetunda keberangkatannya lantaran tengah dirawat di RS Wahidin, Makassar karena sakit usai tiba di Makkasar, Sabtu (25/6)..
Koordinator Bidang Akomodasi dan Konsumsi Petugas Penyelenggara Haji (PPIHD) H. Tahmid Abubakar mengaku, CJH yang berdomisi di Kelurahan Bastiong Karance, Ternate itu diduga belum sembuh total usai menjalani openami sebelum masuk Asrama Haji Ternate .
Sehingga begitu sampai di Makassar, penyakit CJH pun kambuh sehingga dirujuk ke RS Wahidin Makasar. “Terakhir karena HB rendah (anemia) jadi dia belum bisa diberangaktkan dengan CJH dari kloter 11,” katanya.
Sayangnya, Tahmid sendiri tidak mengetahui pasti sakit yang diderita Sadek. Tahmid mengatakan, pemberangkatan Tahmid ke tanah suci menunggu yang bersangkutan sembuh. “Kalau besok (Hari ini, red) dia sembuh maka akan diberangkat di kloter 16,” tukasnya Terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Ternate, Amir Tomagola membenarkan kabar tengah dirawatnya salah satu CJH Ternate. “Saya lupa sakitnya apa, karena istilah kesehatan saya kurang paham. Tapi yang saya tau, adalah pendarahan,” terangnya, Minggu (26/6) malam tadi.
BACA JUGA : Pesan Gubernur ke CJH: Jangan Tinggalkan Shalat
Ditanya apakah CJH tersebut bisa melanjutkan perjalanan ke tanah suci, menurutnya, untuk sementara masih dilakukan observasi. “Sementara masih observasi. Kalau sehat Insya Allah bisa diberangkatkan dengan kloter yang lain,” singkatnya.
Sementara itu, persiapan pelayanan jemaah saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dipastikan rampung pada dua atau tiga hari sebelum wukuf. Meski sudah berdiri, tenda-tenda untuk jemaah belum sepenuhnya siap digunakan.
”H-2 insya Allah sudah selesai. Nanti kami cek lagi,” kata Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad saat peninjauan di Arafah kemarin (25/6). Menurut dia, saat ini pengerjaan tenda untuk jemaah sudah berjalan sekitar 85 persen. Pekerja terus mengebut penyelesaian fasilitas bagi jemaah di Arafah. Proses pengerjaan bahkan berlangsung hingga isya atau sekitar pukul 20.00 waktu Arab Saudi.
Nanti satu tenda diisi 200 jemaah. Menurut Aziz, hal itu disesuaikan dengan ukuran tenda serta kapasitas pendingin. ”Karena dihitung juga. Jangan nanti berdesakan walaupun AC-nya bagus,” katanya.
Aziz menjelaskan, selain tenda, aliran listrik turut menjadi perhatian. Sebab, tenda-tenda jemaah kini menggunakan pendingin atau AC berkapasitas besar. ”AC harus dicek juga kemampuannya, jangan sampai hanya angin yang keluar. Walaupun baru, kan sering juga barang baru ada macetnya,” terang dia.
Persoalan suplai listrik tersebut vital mengingat pernah terjadi AC mati ketika masih menggunakan generator. ”Kalau dikasih AC kapasitas besar, listriknya juga besar. Jadi aman,” katanya. Persiapan layanan di Arafah juga dilakukan tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Mereka sudah melakukan survei ke lokasi pos-pos kesehatan di daerah masyair. ”Setelah kami survei, secara umum ada beberapa perubahan posisi pos kesehatan dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya di Arafah,” kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah dr Muhammad Imran
Petugas surveilans Makkah Salman M Idris menambahkan, pos-pos kesehatan tersebut akan ditempatkan di seluruh wilayah Armuzna. Di Arafah disediakan 1 pos kesehatan dan 4 pos kesehatan satelit. Lalu, di Muzdalifah ada 10 pos kesehatan satelit serta 1 pos kesehatan. Di Mina ada 1 pos kesehatan satelit.
Selain itu, tersedia pos mobile di sepanjang jalur jamarat, yaitu 4 pos di jalur atas dan 4 pos di jalur bawah. ”Tersedianya pos-pos ini diharapkan dapat memberikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jemaah haji, khususnya di daerah Armuzna,” jelasnya.
Sementara itu, seiring dengan makin dekatnya puncak ibadah haji, akses menuju Makkah diperketat. Baik dari Jeddah maupun Madinah. Setidaknya ada tiga checkpoint pemeriksaan oleh petugas bagi para pengendara yang menuju Makkah. Biasanya hanya ada satu checkpoint di gerbang utama masuk Makkah. ”Kalau semakin dekat puncak haji, jumlah checkpoint diperbanyak, bisa sampai tujuh,’’ ujar Nur Hasan, pria kelahiran Situbondo yang telah lama bermukim di Saudi.(jpc/lfa/par/pur)