HARIANHALMAHERA.COM– Tim Social Performance PT Nusa Halmahera Minerals (SP PTNHM) sesalkan pernyataan kelompok tani (Poktan) Hijau Merah, Desa Pediwang, Kecamatan Kao Utara yang mengomentari negatif rencana Pilot Project (proyek pencontohan) budidaya bawang merah di wilayah Kao Utara dan sekitarnya.
Tak hanya itu, Tim SP PTNHM juga sangat geram terhadap beberapa kelompok di Kecamatan Kao Utara ikut menyalahkan kinerja SP PTNHM soal rencana Pilot Project tersebut. Padahal, mereka sendiri juga gagal berkembang meski diberikan bantuan yang cukup maksimal.
Tim SP PTNHM pun secara tegas menyatakan bahwa sejumlah kelompok usaha warga lingkar tambang tersebut terutama Poktan Hijau Merah yang benar-benar mendapat dukungan langsung SP PTNHM itu tidak tahu berterima kasih pada manajemen PTNHM terutama pada Tim SP PTNHM yang sudah berusaha memberikan dukungan baik sarana produksi berupa alat-alat pendukung usaha, pupuk hingga kebutuhan penunjang lainnya.
Tim SP PTNHM pun terpaksa bongkar bobrok (busuknya) pengurus Poktan Hijau Merah lantaran sudah dibuat rugi oleh kedua usaha binaan SP PTNHM sendiri tersebut.
“Sebenarnya kelompok Hijau Merah adalah kelompok ini diberikan bantuan oleh berupa pupuk, pestisida, alat penyiraman (sprinkel), jetpam, Alkon dan fasilitas pendukung lainnya,” kata Tim SP PTNHM, sabtu (13/8).
Tak hanya bantuan sarana produksi (Sarprodi) lanjut Tim SP PTNHM, manajemen PTNHM melalui SP telah kucurkan dana segar sekitar Rp.50 juta lebih untuk pengembangan Poktan tersebut. Namun, kebaikan PTNHM dan tim SP PTNHM tidak dilihat justru menciptkan narasi negatif soal rencana PTNHM yang bermanfaat kedepan untuk warga lingkar tambang.
“Sejujurnya Poktan Hijau Merah ini pecahan dari kelompok KATOJA yang ada di Desa Beringin Agung, Kecamatan Kao Barat, dimana Poktan ini diketuai oleh Rey Mussy dan didampingi oleh Yano Tidore. Namun dalam perjalan kelompok ini kemudian terjadi konflik internal dan bubar. Parahnya, alat atau fasililitas yang diberikan oleh PTNHM untuk mereka diduga sudah dibagikan dan tidak digunakan,”ungkap Tim SP PTNHM.
Poktan Hijau Merah sendiri menurut Tim SP PTNHM, dibentuk oleh Yano Tidore dan rekan-rekan di Desa Pediwang, Kecamatan Kao Utara setelah Tim SP PTNHM terus mengejar untuk minta pertanggungjawaban dan akhirnya mereka pun buat kelompok tersebut di Pediwang akan tetapi lokasi lahannya berada d Desa Wateto dengan menggunakan sebagian peralatan yangg disumbangkan PTNHM sebelumnya.
“Sebenarnya budidaya bawang merah oleh poktan tersebut di wilayah Kao Barat itu diatas lahan seluar sekitar 1 hektar dengan bibit yang ditanam sekitar 5 kg dan perkiraan panen adalah mencapai 8 sampai 10 ton,”ujar Tim SP PTNHM, dan perlu diketahui bahwa bantuan yang diberikan ke kelompok bawang merah itu bersamaan dengan kelompok ayam petelur di Desa Gamlaha l, Kao Utara dan kelompok perbengkelan di Desa Sosol, Kecamatan Malifut, namun kelompok ayam petelur dan bengkel masih exist sampai saat ini, sedangkan poktan bawang merah dan ayam potong dianggap gagal,”ujar Tim SP PTNHM.
Kesal atas sikap Poktan Hijau Merah, SP PTNHM bertekad untuk membatalkan rencana Pilot Projet pengembangan bawang merah tersebut terutama untuk Poktan Hijau Merah.
“Perlu diketahui bahwa bantuan yang diberikan adalah tahun 2021 dan diharapkan ada pengembangembangan menuju kemandirian dalam upaya pengembangan dan peningkatan pendapatan riil. Pilot project itu kan proyek percontohan. Bagaimna mungkin kelompok seperti itu dijadikan percontohan?. apalagi peralatan berupa sprinkel juga sudah hilang/dihilangkan, memang sungguh disesalkan,”tegas Tim SP PTNHM.(dit)