HARIANHALMAHERA.COM– Tugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai. Selepas Pilpres, kini harus mempersiapkn pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan diikuti 270 daerah. Berbagai masalah yang timbul saat Pilpres, seperti kematian ratusan petugas Pemilu, menjadi hal serius yang dibahas.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan menyayangkan banyaknya petugas pemilu yang meninggal dunia pada pemilu serentak 2019. Ia mengingatkan agar ada pengetatan pengecekan medis terhadap petugas pemilu.
Wahyu mengatakan mayoritas petugas pemilu yang meninggal ternyata merupakan perokok. Mereka juga diagnosa mengidap penyakit kardiovaskular. “Yang bersangkutan sakit dan punya riwayat sakit. Semua yang meninggal punya riwayat merokok. Jadi yang ngerokok jangan jadi petugas KPPS ya,” katanya dalam diskusi di kantor DPP GMNI pada Rabu, (26/6), mengutip republika.co.id.
Wahyu membantah kabar peracunan terhadap petugas pemilu. Menurutnya, meninggalnya para petugas pemilu bukan dilandasi kesengajaan oleh pihak tertentu. “Isu banyak petugas KPPS tewas karena diracun kami pastikan tidak benar. Yang benar itu Tuhan berkehendak lain. Selain memang ada alasan medisnya,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mendukung adanya evaluasi terhadap pelaksaan pemilu serentak. Sebab ia mengakui pelaksaannya masih diselingi kekurangan yang perlu diantisipasi demi pemilu ke depannya. “KPU ada kajian sederhana dan mendalam. Intinya pemilu serentak perlu dikaji lagi,” ucapnya.(rep/fir)