Oleh: dr.Gloria Natalia
Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara anak-anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Di masa ini individu mencari jati diri atau bisa juga disebut identitas diri (self identity). Sehingga pada masa ini mereka sangatlah mudah dalam terbawa arus pergaulan, dimana pergaulan tersebut bisa saja mengacu kearah positif bahkan negatif. Dimasa ini juga, individu menjumpai benturan atau rangsangan dari luar dirinya sehingga membuat individu melakukan tindakan yang menyimpang.
Penyimpangan yang dilakukan pada remaja menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang disebut dengan kenakalan remaja (juvenile delinquency). Juvenile deliquency sebagai kejahatan atau kenakalan remaja yang melanggar hukum sehingga kejahatan itu tidak disetujui secara sosial. Kejahatan atau kenakalan merupakan bentuk penyelesaian atau kompensasi dari masalah psikologis dan konflik batin dalam menanggapi stimuli eksternal atau sosial dan pola-pola hidup keluarga yang patologis.
Salah satu bentuk penyimpangan yang marak dijumpai yaitu fenomena menghirup uap lem aibon. Kebiasaan remaja yang mengkonsumsi lem aibon seolah sudah menjadi rutinitas mereka sehari-hari.
Lem merupakan bahan perekat khusus yang digunakan untuk menempelkan sebuah benda ke media tertentu dengan tujuan yang berbeda-beda tergantung medianya. Lem aibon memiliki zat-zat yang berbahaya jika dihirup dalam jangka waktu lama. Bahan kimia yang ada pada lem masuk dalam zat psikoaktif yang digolongkan dalam zat inhalansi dan solven.
Golongan zat kimia yang terdapat dalam lem aibon ialah hidrokarbon alifatis dan aromatis yang meliputi heksana, toluena, benzena, xilena, dan striena. Zat kimia yang dapat merusak sel-sel otak dan membuat menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa meninggal. Efek secara umum sering terpapar zat pelarut akan mengakibatkan sistem saraf pusat (SSP) menjadi depresif, dan menghasilkan efek mulai dari pusing, halusinasi, hingga hilangnya kesadaran. Kondisi lainnya bisa mengakibatkan mual muntah, iritasi, gangguan jantung dan dapat merusak janin bahkan kematian. Jika dihirup dalam jangka panjang, zat dalam Aibon ini bisa mengakibatkan gangguan yang lebih serius seperti gangguan pendengaran, kulit kering, gagal pernapasan, kerusakan otak, aritmia, dan kerusakan organ dalam tubuh. Zat lysergic acid diethylilamide (LSD) dalam lem merupakan penyebab dibalik efek ini. Stimulasi berlebihan ini menyebabkan perubahan dalam pikiran, perhatian, persepsi, dan emosi.
Berikut Beberapa Kondisi Kesehatan Yang Terjadi Akibat Menghirup Lem:
- Gagal Pernapasan Akut
Gagal pernapasan akut adalah salah satu kondisi fatal yang dapat terjadi akibat menghirup uap lem. Kondisi ini terjadi ketika senyawa tertentu merusak kemampuan untuk bernapas atau langsung memengaruhi paru-paru. Gangguan pernapasan menyebabkan oksigen tidak bisa didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dalam jumlah yang cukup. Penggunaan lem dan senyawa inhalansi lainnya, beserta konsumsi alkohol berlebihan, adalah aktivitas berbahaya yang bisa menyebabkan gagal pernapasan akut. Kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol, serta masalah paru-paru lainnya juga bisa menyebabkan gagal pernapasan akut. Pada kasus fatal, penyakit ini bisa menyebabkan koma hingga kematian.
- Kerusakan Otak
Menghirup lem dan senyawa inhalansi lainnya, khususnya yang mengandung senyawa toluene dan naftalena, bisa merusak selubung mielin. Selubung mielin adalah lapisan tipis yang melindungi serabut saraf di dalam otak dan sistem saraf lainnya. Lem aibon juga memiliki jenis yang mengandung senyawa-senyawa tersebut. Inilah mengapa kerusakan otak menjadi salah satu bahaya menghirup lem aibon dan lem pelarut lainnya. Kerusakan otak ini bisa menyebabkan bahaya jangka panjang untuk fungsi otak, yaitu menyebabkan masalah saraf serupa dengan efek multiple sclerosis pada otak.
- Gangguan Ritme Jantung
Paparan terhadap zat kimia di dalam lem bisa menyebkan gangguan ritme jantung atau aritmia. Pada beberapa kasus, gangguan ritme jantung bisa menyebabkan gagal jantung fatal. Gagal jantung akibat aritmia yang disebabkan karena menghirup lem disebut sniffing death syndrome. Kondisi ini bisa terjadi hanya dalam satu kali menghirup lem.
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga mereka perlu diperhatikan oleh berbagai pihak, khususnya dalam penanganan penyalahgunaan lem aibon yang semakin mengkhawatirkan. Peran keluarga terutama orang tua sangatlah penting dalam menanggulangi perilaku menyimpang penggunaan lem aibon. Remaja menggunakan lem aibon dikarenakan faktor keluarga yang kurang kontrol atau mengawasi remaja dalam pergaulan dilingkungannya. Orang tua harus memberikan bimbingan bagi anak-anaknya setiap hari, baik dalam waktu senggang, dalam bergaul, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian remaja merasa mendapat kepercayaan diri sehingga dapat melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam bermasyarakat dan terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang.(***)