HARIANHALMAHERA.COM– memperingati Hari Masyarakat Adat Internasional yang jatuh pada 9 Agustus, pengusaha nasional berjiwa social, Haji Romo Nitiyudo Wachjo tegaskan untuk beri penghormatan terhadap masyarakat adat sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa.
Sosok derwaman berhati mulia yang akrab disapa Haji Rober itu tak pernah berhenti peduli terhadap warga lingkar tambang hingga Kabupaten Halmahera Utara maupun Maluku Utara secara umum dengan menyajikan sejumlah terobosan atau program yang menyentuh kebutuhan dasar hidup, terutama perhatian masyarakat adat yang memiliki peran sentral dalam menjaga kelestarian lingkungan, tradisi, serta nilai-nilai kearifan lokal yang sudah diwariskan turun-temurun.
“Kita tidak boleh hanya melihat masyarakat adat sebagai masa lalu. Mereka adalah penjaga masa depan kita, penjaga hutan, air, dan tanah yang menjadi sumber kehidupan kita bersama,”katanya.
Menurutnya, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak tanah ulayat serta kebudayaan masyarakat adat harus diperkuat dalam kebijakan nasional.
Haji Robert pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak hanya memperingati Hari Masyarakat Adat secara seremonial, tetapi juga menjadikannya momentum refleksi dan aksi nyata.
Haji Robert selama ini dikenal aktif dalam kegiatan sosial di Papua dan Maluku Utara, termasuk pemberdayaan ekonomi masyarakat adat melalui program-program berkelanjutan yang menghormati nilai-nilai lokal.
“Pembangunan tidak boleh merampas identitas. Kita harus membangun bersama masyarakat adat, bukan di atas penderitaan mereka,” tegasnya.
Hari Masyarakat Adat Internasional yang diperingati setiap 9 Agustus ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 1994 sebagai pengakuan atas kontribusi dan tantangan yang dihadapi masyarakat adat di seluruh dunia.
Haji Robert berharap, kedepan pemerintah dan sektor swasta lebih aktif melibatkan komunitas adat dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam proyek-proyek yang berdampak langsung terhadap wilayah adat.(red)