HARIANHALMAHERA.COM–Tugas Roberto Mancini ketika menerima mandat dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) cuma satu. Mengembalikan martabat Azzurri sebagai tim besar Eropa. ’Dosa’ allenatore sebelum Mancio, Gian Piero Ventura terlalu berat. Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun belakangan, Italia gagal lolos turnamen mayor yakni di ajang Piala Dunia 2018 Rusia.
Kemarin (13/10) eks pelatih Manchester City itu membayar lunas kepercayaan FIGC. Juara
dunia empat kali dan sekali kampiun Eropa itu menjadi tim kedua setelah Belgia yang lolos Euro 2020. Kemenangan 2-0 atas Yunani pada matchday tujuh di Stadion Olimpico membuat Italia mengemas 21 poin.
Presiden FIGC Gabriele Gravina kepada RAI Sport mengatakan Mancio telah mewujudkan
kebanggaan jutaan orang Italia. Menurut Gravina, antusiasme hadir di stadion mendukung Italia pun sudah bersemi lagi. ”Yang paling penting semuanya sudah kembali antusias ketika berbicara timnas. Dan kami berada di jalur yang benar untuk menemukan lagi kejayaan sepak bola negeri kami,” ucap Gravina.
Dalam analisis Calciomercato ada beberapa perubahan fundamental yang dihadirkan Mancio dalam skuat Italianya. Pertama memberi panggung besar buat barisan pemain muda. Kedua Mancio hanya memakai pemain-pemain yang performanya bagus di klub. Untuk alasan pertama terlihat bagaimana Mancio memberikan panggung kepada pemain-pemain seperti Federico Chiesa (21 tahun), Nicolo Zaniolo (20 tahun), dan Moise Kean (19 tahun).
Lalu poin kedua misalnya Mancio membela habis-habisan ketika memanggil penyerang senior Fabio Quagliarella (36 tahun). Mancio tutup mata pada usia Quagliarella karena faktanya eks penyerang Napoli itu adalah top skor Serie A 2018-2019 mengalahkan pemain terbaik dunia lima kali Cristiano Ronaldo.
Nah, pada lima pertandingan perdana Mancio sebagai arsitek Italia maka Azzurri cuma sekali menang. Sisanya dua kali seri dan dua kalah. Angka produktivitas juga rendah. Yakni mencetak lima gol dan kebobolan tujuh gol.
Gelandang Italia Marco Verratti dalam wawancara dengan Tuttomercato berkata setelah gagal tampil di Piala Dunia 2018 hal itu menjadi titik nadir karirnya di level timnas. Kini di bawah kendali Mancini, Italia kembali trengginas. Italia berhasil streak menang delapan kali. Lima diantaranya dicapai dengan clean sheets. Italia mencetak 21 gol dan hanya kebobolan tiga gol. (jpc/pur)