HARIANHALMAHERA.COM–Akses pelayanan udara komersil di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) benar-benar tertutup. Sebelumnya bandara Kuabang, Kao, ditinggal dua maskapai. Terbaru, bandara Gamarmalamo, Galela, dalam status cancel flight tanpa batas waktu.
Meski belum ada keterangan resmi dari pihak Lion Air group terkait pengoperasionalan maskapai Wings Air miliknya yang melayani rute Manado-Galela, namun berkembang informasi akan menutup pelayanan penerbangan, seperti yang baru dilakukan di bandara Kuabang, Kao.
Kepala Bandara Gamarmalamo Ahmad Saifudin ketika diwawancarai pada Kamis (17/10) pekan lalu, mengatakan belum ada informasi jika maskapai Wings Air akan menutup pelayanan penerbangan. “Belum ada informasi soal penutupan,” katanya.
Hanya saja, Ahmad mengakui jika pihaknya telah menerima surat dari maskapai Wings Air. Isinya bukan soal penutupan, tetapi penghentian sementara pelayanan Wings Air (cancel flight) sampai batas waktu yang tidak ditentukan. “Cancel flight sudah berlaku sejak Jumat (18/10). Jadi mulai sekarang tidak ada penerbangan rutin,” sebutnya.
Disinggung alasan penghentian sementara pelayanan penerbangan, Ahmad menyebut dalam surat disebutkan soal biaya bahan bakar, termasuk operasional lainnya. “Itu yang menjadi alasan mereka,” ujarnya.
Meski tidak pelayanan penerbangan, namun bandara Gamarmalamo tetap beroperasi seperti biasanya. Bandara tetap stand by pada jam operasi. “Kami tetap bekerja seperti biasanya, memberikan jasa pelayanan penerbangan meski belum ada penerbangan. Kami menunggu sampai ada keputusan pelayanan penerbangan,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, maskapai Sriwijaya Air menghentikan pelayanan penerbangan rute Kao-Makassar per 30 September 2019. Alasannya karena biaya operasional terlalu tinggi, meski sudah ada subsidi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halut.
Setelah Sriwijaya, maskapai Wings Air kemudian mengeluarkan keputusan mengejutkan. Mereka mengikuti langkah Sriwijaya Air dengan alasan yang sama. Maskapai milik Lion Air group itu resmi menutup pelayanan penerbangan Kao-Manado sejak 3 Oktober 2019.
Sebagaimana penjelasan Kepala Bandara Kuabang, Kao, Restu saat hearing dengan legislator pada Senin (7/10) lalu, bahwa selama ini jumlah penumpang pesawat Wings Air dari Manado ke Halut oleh pihak maskapai disebut belum memenuhi target. “Seringkali penumpang bandara Galela dialihkan ke Kao,” terangnya.
Sementara itu, Pemkab Halut menyebut terus melakukan pendekatan ke maskapai Wings Air untuk melobi pembukaan kembali pelayanan penrbangan di Halut. “Kami telah layangkan surat ke presiden tembusannya di DPR-RI dan Kementerian Perhubungan pada tanggal 7 Oktober 2019. Isinya meminta agar satu harga BBM bisa disetujui, sehingga rute penerbangan yang ditutup pihak maskapai bisa dibuka kembali,” kata Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Fredy Tjandua.
Dijelaskan Fredy, berdasarkan komunikasi yang dilakukan pemerintah dengan pihak maskapai, memang ada selisih harga avtur yang sangat besar, sehingga maskapai mengalami kerugian. Selisih avtur yang mahal tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang tidak maksimal.
“Penjelasan dari Wings Air yakni ada keluhan dari sisi operasional yang merugi, di mana harga Avtur selisihnya sangat besar dan penumpang juga tidak maksimal untuk rute Kuabang-Manado, Galela-Manado,” jelas Fredy.
Selain meminta intervensi pusat, pemkab juga sudah melakukan upaya untuk melobi avtur di Pertamina, Ternate. Hanya saja terkendala dengan distribusi BBM yang bertentangan dengan regulasi pengangkutan BBM yang tidak bisa menggunakan transportasi umum.
“Tidak bisa di angkut dari pertamina Ternate ke Halut. sebab, harus melintasi lautan dan angkutan jenis tanki sebagai alat distribusi tidak bisa digabungkan dengan kendaraan umum lainnya di dalam kapal Feri,” tandasnya.
Selain itu, pihak pemda juga telah meminta kepala bandara Kuabang Kao dan bandara Galela untuk melobi maskapai lain. “Kami juga ada upaya lain, yakni untuk maskapai lain,” tuturnya.(fik/fir)