HARIANHALMAHERA.COM– Setelah sukses di sejumlah kota-kota besar di Indonesuia, PT Midi Utama Indonesia, selaku pemilik usaha Waralaba Alfamidi, mulai mengepakkan sayapnya ke wilayah Maluku Utara (Malut).
Tidak tanggung-tanggung, perusahaan milik Joko Susanto ini akan membangun sebanyak 20 gerai di sejumlah daerah di Malut, terbanyak di Kota Ternate.
Rencana pengoperasian pasar sawalayan itu dibenarkan Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ternate, Muhdi Nurdin.
Dikatakan, izin pendirian Alfamidi memang tidak lagi melalui DPMPTSP, melainkan dari pusat. Daerah, hanya sifatnya melapor lokasi mana saja yang akan dibangun. “Setelah lokasinya sudah final, pihak Alfamidi melaporkan untuk dimasukan dalam pendataan,” jelasnya.
Diungkapkan, proses awal kehadiran Alfamidi di Ternate memang sudah dimulai sejak
September lalu yang diawali dengan pertemuan bersama Wali Kota Burhan Abdurahman.
Saat ini, pihak PT MUI tengah menyiapkan lokasi dimana saja ke 20 gerai itu akan dibangun.
“Sesuai perencanaan, sebanyak 20 titik, namun belum diketahi pasti apakah 20 titik ini
seluruhnya di Ternate atau tersebar tersebar di kabupaten kota. Laporan terahir yang saya
terima di Ternate 10 titik yang akan dibangun,” bebernya.
Dari 10 gerai ini tiga diantaranya sudah ditetapkan lokasinya yakni di kelurahan Sasa, Jati dan Maliaro. “Tiga titik ini, sekarang tinggal proses persetujuan dengan pemilik lahan. Karena ada tempat yang digunakan, awalnya bangunan itu didirikan bukan untuk tempat usaha dagang, sehingga diproses izin bangunan tersebut dialih fungsi menjadi tempat usaha dagang.
Sementara lainya dibangun baru bangunanya tapi dari lahan masyarakat, setempat” terangnya.
Kehadiran Alfamidi ini menurut dia member dampak positif besar bagi warga Kota. Karena,
seluruh kariwan Almafidi direkrut berasal dari putra daerah setempat. “Cuma tenaga tehnis saja yang mungkin didatangkan dari luar,” katanya.
Sementara itu, rencanya dioperasikannya Alfamidi ini kabaranya menuai pro kontra dari pelaku usaha dagang, terutama mereka yang memiliki warung dan kios. Meski begitu, Muhdi mengaku belum mendapat informasi itu “Sejauh ini saya belum tahu,” tukasnya.(lfa/pur).