HARIANHALMAHERA.COM–Ide Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk mengirim taruna Indonesia belajar militer ke Malaysia, mendapat kritikan dari Fraksi PKS. Melalui Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyari, dinilai tidak semua negara lain memiliki metode pendidikan yang lebih baik.
“Belum tentu [lebih baik], tergantung negara mana. Jangan mandang luar [negeri] pasti lebih baik dong,” kata Kharis di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Senin (18/11), dilansir republika.co.id.
Kharis mengaku belum mengetahui maksud dan tujuan Prabowo mengirimkan para taruna itu ke luar negeri. Prabowo sendiri belum pernah menyampaikan rencananya itu saat rapat bersama DPR beberapa waktu lalu.
Terkait durasi waktu, ia menganggap tidak mungkin bila para taruna itu mengenyam pendidikan di luar negeri sampai lulus. “Kalau Sesko segala macam sudah biasa. Kalau selama masa taruna mungkin apakah satu tahun atau setengah tahun tukar taruna mungkin saja. Tetapi kalau selama jadi taruna sekolahnya di luar enggak mungkin,” kata dia.
Kharis menjelaskan bahwa pendidikan taruna di dalam negeri selalu ada penanaman jiwa patriotisme dan nasionalisme. Sebaliknya, dia khawatir nasionalisme para taruna akan luntur jika terlalu lama mengenyam pendidikan di luar negeri.
“Makanya saya bilang, kalau tukar pelajar sebulan, dua bulan oke, tetapi kalau selama masa jadi taruna ya enggak mungkin, karena fungsi pendidikan taruna kan untuk menggembleng semangat korsa dan patriotisme nasionalisme,” kata dia.
Komisi I DPR, kata Kharis, bakal mengkaji secara komprehensif rencana Prabowo mengirim taruna ke Malaysia. Baik dari sisi rencana implementasi maupun dari sisi penganggaran. Sejauh ini, Komisi I baru mendengar pernyataan dari Prabowo secara tidak langsung. Belum mengetahui secara rinci mengenai rencana tersebut.
“Karena kan itu baru statement-nya dia ya. Statement dia kan perlu kita pelajar dulu, mau pakai anggaran mana segala macam kan kita perlu pelajari dulu,” kata Kharis.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto berencana mengirim taruna Indonesia belajar militer di Malaysia. Dia menyampaikan itu saat melakukan Mohammad Bin Sabu.
“Sebagai bentuk simbol persaudaraan dan saling berbagi pengetahuan, kebudayaan dan kemampuan militer,” kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, Kamis (14/11).(rep/fir)