AdvertorialHalut

Ambil Hikmah dari Korona

×

Ambil Hikmah dari Korona

Sebarkan artikel ini
Tokoh Agama dari Desa Lalonga, Galela Utara, Nawam Adam. Foto: Muhrid Kanopa
HARIANHALMAHERA.COM–Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah melanda hampir separuh negara di dunia. Termasuk Indonesia. Virus yang bermula dari China, sebuah negara berjuluk Tirai Bambu, itu, seakan menjadi momok yang paling menakutkan bagi setiap orang.
Namun hal ini disikapi berbeda oleh salah seorang tokoh agama dari Desa Lalonga, Galela Utara, Nawam Adam. Menurut dia, tidak perlu ada rasa takut yang berlebihan terhadap suatu penyakit yang ditimbulkan dari wabah.
“Karena yang pantas ditakuti itu hanya Allah SWT. Sebagai manusia kita cukup berikhtiar, sembari memohon ampun dan meminta pertolongan darinya,” tutur pria yang disapa ustadz ini.
Menurut dia, jika kesehatan dapat menjaga seseorang dari virus, lantas mengapa negara seperti Italia, hingga Amerika sebagai negara adidaya yang menguasai seluruh teknologi, ikut terdampak. Bahkan dengan angka kematian tertinggi.
Begitu juga dengan faktor cuaca. Jika suhu panas kerap dikaitkan dengan kelemahan virus, lanjut Nawam, mengapa Iran hingga Arab Saudi tak luput dari keganasan korona. “Padahal Iran dan Arab Saudi itu negeri gurun dengan suhu udara yang cukup panas,” tuturnya.
Bahkan jika dilihat pada sisi pengawalan, kata Nawam, mengapa Pangeran Charles di Inggris ikut tersengat korona. Padahal, kehidupan sang pangeran di lingkaran istana Kerajaan Inggris sangat terjaga.
Menurut Nawam, jika korona sulit menembus kriteria-kriteria tersebut, maka wilayah kumuh atau para pengamen, kuli bangunan, pedagang di pasar-pasar tradisional, bahkan hingga orang gila sekalipun, akan lebih dulu terdampak virus tersebut. “Secara logika, semestinya mereka dengan kriteria ini yang lebih dulu terinfeksi,” ujarnya.
Nyatanya, kata Nawam, itu tampak tidak terlihat. Sebab kehidupan tak selalu sejalan dengan sains dan teori. Tapi yang patut direnungkan adalah, ada kadar (ketetapan) yang telah Tuhan gariskan atas segala sesuatu.
“Dialah yang maha menentukan, maha menjamin, maha menjaga, maha memelihara, dan maha melindungi. Bahkan maha menyembuhkan penyakit korona itu,” ujar Nawam.
Bagi Nawam, ada saatnya pemikiran sains dapat dijadikan rujukan dalam melihat fenomena-fenomena medis. Tapi bukan berarti itu membuat kita lupa. “Kita lupa dan tanpa disadari kita menjauhinya. Bahkan berhenti memohon padanya. Padahal dia sudah diingatkan kita dalam Alquran surat al-Araf ayat 7,” jelasnya.
Oleh karena itu, Nawam pun mengajak seluruh umat muslim di Maluku Utara, agar selalu berikhtiar dan mengambil hikmah di balik ujian ini.
“Yang terpenting tetap waspada. Tapi jangan juga berlebihan menyikapinya. Karena virus korona ini adalah bagian dari perkara yang Allah SWT datangkan untuk menguji iman kita, wallauhalambishawam,” tutup Nawam.(Tr5/adv/kho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *