AdvertorialEdukasiHalutZona Kampus

CEPF Uniera-Pemdes Simau Sinkronisasi Program Konservasi Burung Mamoa

×

CEPF Uniera-Pemdes Simau Sinkronisasi Program Konservasi Burung Mamoa

Sebarkan artikel ini
UNGGULAN: Foto bersama tim CEPF Uniera, Komunitas Salabia, Pemdes, BPD, dan rokoh agama serta masyarakat Desa Simau usai dialog sinkronisasi program. (foto: ist/harianhalmahera)

HARIANHALMAHERA.COM– Program konservasi burung endemik, Mamoa, bakal menjadi program Pemerintah Desa Simau. Keputusan ini lahir dari sinkronisasi melalui dialog yang melibatkan tim burung (CEPF) dari Uniera, komunitas Salabia, dan Pemdes Simau, pada Jumat (13/9), lalu. 

Dialog yang turut menghadirkan tokoh agama dan masyarakat ini, sepakat untuk memasukkan konservasi Mamoa melalui pengusulan program Rencana Pemerintah Jangkah Menengah Desa (RPJMDES). Tidak hanya itu, program tersebut juga akan diusulkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) desa, dan diperjuangkan di Musrenbang kecamatan, hingga Musrenbang tingkat kabupaten.

Sunarno SP MSc mewakili CEPF Uniera mengatakan, program konservasi Mamoa pastinya akan menunjang kemajuan desa. “Karena itu, penting untuk diusulkan dalam RPJMDES sebagai salah satu program unggulan desa,” kata Sunarno.

Ditambahkan Bayu Sadjab SSi MSc dari CEPF Uniera, program yang diusulkan sudah melalui tahapan pertimbangan yang disesuikan dengan kondisi Desa Simau, serta disesuikan dengan tujuan pembangunan dan tata kelola desa tahun 2020. “Sehingga layak dipertimbangan untuk masuk dalam RPJMDES,” ujarnya.

Alfan Soleman yang merupakan wakil ketua Komunitas Salabia mengungkapkan, ada dua tema besar dalam program yang diusung. Yaitu, rehabilitasi habitat bertelur Burung Mamoa dan perencanaan desa wisata berbasis habitat burung Mamoa dan Mangrove.

“Hal ini sangat penting dalam menunjang pembangunan Desa Simau dan selaras dengan perencanaan pembangunan Desa Simau yang berkeinginan untuk menjadi desa wisata berbasis konservasi sumberdaya alam lokal,” terangnya.

Kepala Desa Simau Muhdin Abdul Gawur mengatakan, sejak awal dirinya sangat mendukung setiap program yang dilakukan oleh Tim CEPF-UNIERA dan komunitas Salabia. “Apa yang telah dibahas dalam dialog akan disampaikan pada saat Musrembangdes untuk ditetapkan dan disahkan,” kata Muhdin.

“Potensi Desa Simau yaitu keberadaan Burung Mamoa akan menjadi ikon desa. Karena itu dirinya sepakat harus ada program perlindungan habitat, termasuk anggarannya. Sehingga pada pembahasan RPJMDES Desa Simau pada anggaran Tahun 2020 terdapat anggaran untuk setiap program yang diusulkan” sambung Haris Soleman SP, salah satu anggota BPD Desa Simau.

Daud Sainur yang merupakan sesepuh Desa Simau sekaligus wakil ketua BPD desa Simau, mempunyai pendapat bahwa setiap program yang diusulkan sangat baik dan dapat dipertimbangkan.  “Juga harus dipikirkan langkah-langkah kongrit apa saja yang harus dilakukan oleh pemerintah desa Simau dan komonitas salabia untuk menjaga kebanggan desa Simau, yaitu Burung Mamoa,” pintanya.

“Bahkan jika kemudian terdapat masalah yang dijumpai pemuda dan pemudi yang tergabung dalam komunitas Salabia dalam menjalankan program, maka kami selaku orangtua selalu siap dalam membantu serta terbuka untuk dapat diminta pertimbangan,” sambung Anwar Sainur, salah satu tokoh agama Desa Simau.(pn/fik/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *