HARIANHALMAHERA.COM– Indeks harga konsumen Juni 2019 diprediksi lebih rendah, dipicu penurunan sejumlah harga komoditas bahan pokok di pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan inflasi Mei sebesar 0,68 persen.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Juni berada di angka 0,53 persen (month to month). Ini berdasarkan hasil pemantauan harga-harga tim survei BI hingga pekan ketiga bulan ini.
“Kami perkirakan pada bulan Juni ini inflasinya turun,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kompleks BI, MH Thamrin, Jakarta (21/6).
Adapun faktor-faktor yang mendorong inflasi diperkirakan tak jauh beda dari Mei. Sebab, kata Perry, masih ada pengaruh hari raya pada bulan ini.
“Masih cabai merah, tarif angkutan antarkota, juga daging ayam, dan beberapa bahan makanan lainnya,” kata Perry merinci beberapa faktor pendorong inflasi.
Namun, lanjut Perry, beberapa komoditas terlihat sudah mengalami penurunan harga. Misalnya, bawang putih dan bawang merah.
“Tempo hari agak naik, sekarang sudah turun ya,” tuturnya.
Sementara itu, ketika ditanya soal tarif angkutan udara, Perry mengatakan andilnya terhadap inflasi bakal semakin kecil. Sebab, tarif angkutan udara terlihat mengalami penurunan sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019, pertengahan bulan lalu.
Sebagaimana diketahui, BPS mencatat inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen. Sementara inflasi tahun kalender (Januari-Mei) tercatat sebesar 1,48 persen.
Berdasarkan pengeluaran, kelompok bahan makanan mengalami inflasi terbesar yakni 2,02 persen. Berturut-turut setelahnya yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,56 persen), kelompok tranportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,54 persen), serta kelompok perumahan seperti air, listrik, gas dan bahan bakar (0,06 persen). (jpc/pur)