EdukasiHalut

Uniera Gelar Wonderfull Meti

×

Uniera Gelar Wonderfull Meti

Sebarkan artikel ini
Pulau Meti (Foto : Instagram/davidjazzer)

HARIANHALMAHERA.COM–Universitas Halmahera (Uniera) kembali membuat terobosan inovatif dalam rangka menunjang pembangunan daerah. Lewat tri dharma perguruan tinggi, Uniera ingin berbagi dengan seluruh masyarakat Kabupaten Halmahera Utara (Halut) lewat kegiatan Wonderfull Meti yang akan digelar pada 28 hingga 29 Januari 2022 nanti.

Dengan mengangkat tema, ‘Kekayaan Sosial Budaya, Pendidikan, Keagaamaan dan Alam Halmahera dalam Bingkai Kajian Ilmiah Revolusi Industri 4.0 menuju Society 5.0’ Ketua Panitia Wonderfull Meti Bayu A Sadjab SSi, MSc, dalam keterangan tertulis yang diterima Harian Halmahera, menjelaskan bahwa saat ini era revolusi industri 4.0 mulai bergerak menuju era society 5.0. Karena itu dibutuhkan berbagai terobosan baru.

“Terobosan itu dapat dilakukan melalui berbagai kajian ilmiah. Kajian-kajian ini nantinya akan menjadi sumber informasi penting untuk menghasilkan pencapaian-pencapaian terbaik bagi daerah ini,” kata Bayu yang juga sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Uniera.

Disebutkan, Halmahera dikenal dengan daerah yang syarat akan nilai-nilai adat istiadat yang terus dijaga dan dilestarikan. Nilai-nilai luhur tersebut secara langsung memberikan dampak sosial budaya yang mendalam terhadap pendidikan dan keagamaan di daerah ini. Selain itu pesona Halmahera juga berasal dari alamnya yang indah dengan segala kehidupan hayati di dalamnya.

“Oleh karena itu Universitas Halmahera bersama seluruh civitas akademika di dalamnya selama ini terus melakukan berbagai kajian ilmiah yang berbasis kearifan lokal Halmahera guna meningkatkan publikasi dan inovasi yang tentunya dapat secara langsung berdampak terhadap masyarakat,” terangnya.

Berhubungan dengan Wonderfull Meti, lanjut Bayu, setiap aktivitas ilmiah yang telah dilakukan dalam bentuk penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat terhadap aspek sosial budaya, pendidikan, keagamaan maupun alam di Halamahera, akan disosialisasikan atau disampaikan kepada khalayak ramai, terutama masyarakat serta stakeholder yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah kemajuan bersama.

“Hal inilah yang mendorong pelaksanaan kegiatan Wonderfull Meti dalam bentuk diseminasi hasil penelitian berbasis kearifan lokal Halmahera dan pengabdian kepada masyarakat di Desa Meti, yang tentunya akan menghadirkan keselaran antara nilai-nilai budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sebuah bingkai kajian ilmiah berbasis kearifan lokal Halmahera.

“Melalui Wonderfull Meti Universitas Halmahera selain ingin memperkenalkan desa Meti sebagai destinasi wisata pulau Halmahera, juga menjadi wadah dalam menyosialisasikan hasil-hasil penelitian berbasis kearifan lokal dan pengabdian dosen kepada masyarakat dan stakeholder,” sambungnya.

Masih dalam keterangan tertulis, Bayu menyebut seluruh civitas akademika Uniera melalui program-program studi akan melakukan pameran ilmiah. Pameran tersebut disebutkan untuk menampilkan hasil penelitian dosen pada masing-masing prorgam studi. Selain itu, setiap program studi juga wajib menampilkan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukannya di Desa Meti atau PKM di desa lainnya, serta dapat menampilkan hasil-hasil karya terbaik dari dosen maupun mahasiswa.

“Nantinya juga akan ada seminar ilmiah dengan para pembicara dari kalangan akademisi Dr. Jerizal Petrus, Sirayandris Botara MSi Teologi, dan Radios Simanjutak MHut, kemudian selaku budayawan Ir. Yesaya Banari, dan keynote speakernya Sekda Halut Drs. Erasmus Joseph Papilaya, MTP,” kata Bayu.

Dari pelaksanaan kegiatan Wonderfull Meti ini, Rektor Uniera Herson Keradjaan, SIP MSi mengaku dengan tersosialisasinya hasil penelitian dan pengabdian dosen kepada masyarakat dan stakeholder serta pelaksanaan seminar yang dapat menambah wawasan dan pemahaman terkait pentingnya kajian ilmiah di era revolusi industri 4.0 menuju society 5.0.

“Tidak hanya itu, kedepan akan terjalin kolaborasi yang baik antara 3 pilar, yakni dosen selaku peneliti, stakeholder sebagai pemangku kepentingan, dan masyarakat selaku pengguna yang dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian dosen untuk meningkatkan kesejahrteraan hidup dan pemahaman masyarakat dalam hal sosial budaya, pendidikan, keagamaan dan pelestarian alam,” pungkas Herson.(pn/dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *