HARIANHALMAHERA.COM – Indonesia saat ini tengah melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam. Salah satu yang menjadi fokus pemerintah adalah industri pengolahan ( smelter ) nikel yang memiliki nilai tambah.
Makanya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berencana melakukan kunjungan ke Provinsi Maluku Utara (Malut) Jumat (19/2) hari ini untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan pabrik pengolahan nikel di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), di Halmahera Tengah (Halteng).
Menurut Bahlil, pembangunan pabrik pengolahan nikel IWIP di ini perlu terus dikawal. Berdasarkan catatan BKPM, pembangunan IWIP progress-nya terbilang positif.
“Nanti saya akan lihat langsung. BKPM akan terus mengawal penyelesaian proyek Kawasan IWIP tersebut serta memfasilitasi rencana investasi yang akan masuk. Kalau ada masalah, kita selesaikan. Jangan sampai mangkraklah,” ujar Bahlil, Kamis (18/2) sebagaimana dikutip dari sindonews.com
Dia berharap dengan berjalannya investasi, Kawasan IWIP yang berlokasi di kawasan timur Indonesia tersebut dapat membantu mewujudkan investasi yang berkualitas melalui pemerataan penyebaran investasi. Selain itu, diharapkan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di kawasan ini dalam rangka pemerataan ekonomi.
“Satu pesan yang akan saya tekankan kepada pengelola Kawasan IWIP, libatkan pengusaha lokal yang ada di Maluku Utara. Sehingga, nantinya investor dan pengusaha lokal, khususnya UMKM, dapat berkembang bersama dan pada akhirnya akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata,” imbuh Bahlil.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga akan bertemu dengan Pemprov Malut dan mengimbau agar dapat proaktif dalam memfasilitasi penyelesaian proyek Kawasan IWIP. Investasi di Kawasan IWIP tentunya akan memberikan mulitiplier effect dan memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan perekonomian daerah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Malut dan Halteng
“Kalau pemerintah pusat sudah dukung dan kawal, tentunya perlu juga komitmen dari pemerintah daerahnya. Kita mau menjadikan Provinsi Maluku Utara, khususnya Kabupaten Halmahera Tengah sebagai salah satu percontohan pengolahan nikel (smelter) guna mendukung program pemerintah dalam rangka hilirisasi sektor pertambangan. Penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah,” ucap Bahlil.
Malut menjadi primadona baru tujuan investasi bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah Indonesia Timur. Tercatat pada periode Januari-Desember 2020, Malut berada pada peringkat 3 di antara semua provinsi yang menjadi lokasi PMA, dengan jumlah realisasi investasi sebesar USD2,4 miliar. Sedangkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp662,1 miliar. (sdc/pur)