HARIANHALMAHERA.COM – Di ruang ganti Juventus, tidak ada yang berani membantah ucapan Giorgio Chiellini. Begitu pula ketika sang il capitano Juve itu meminta rekan-rekannya merelakan gaji di empat bulan terakhir musim ini, mulai Maret hingga Juni mendatang, semua menyetujuinya. Ya, Juve meniadakan gaji pemain dan pelatihnya, Maurizio Sarri.
Jurnalis ternama Italia, Tancredi Palmeri, membocorkan peran Chiellini melalui kicauan Twitter-nya. ’’Juve sudah mulai memotong 33 persen gaji Chiellini musim ini usai menuntaskan negosiasi kontrak barunya,’’ tulisnya melalui akun @tancredipalmeri. Chiello, sapaan karibnya, meneken kontrak baru dengan La Vecchia Signora per 25 Maret lalu.
’’Kawan, sekarang giliran kalian,’’ pinta Si King Kong, julukan Chiellini, dilansir laman La Gazzetta dello Sport. Chiellini sudah merelakan empat bulan bayarannya yang besarannya di angka EUR 2,24 juta (Rp 40,4 miliar). Dengan begitu maka Cristiano Ronaldo-lah yang menjadi pemain paling besar potongan gajinya.
Karena, Ronaldo pemain tertinggi gajinya di Vinovo. CR7 menyisihkan gajinya sebesar EUR 17,6 juta (Rp 317,7 miliar) untuk klub. Makanya, dia jadi satu dari tiga sosok berpengaruh lainnya di ruang ganti Juve yang diajak bicara Chiellini. Selain CR7, ada Gianluigi Buffon yang notebene pemain paling senior dan wakil kapten Leonardo Bonucci dia ajak bicara.
Laman Football Italia dalam artikelnya menuliskan, ini salah satu upaya menyelamatkan neraca finansial klub terkaya di Serie A tersebut. ’’Keputusan ini mampu menyelamatkan pundi-pundi keuangan klub sebesar EUR 90 juta (Rp 1,62 triliun) dari neraca keuangan 2019 – 2020,’’ sebut Juve dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Ada Delapan Korban Susulan
’’Kami ucapkan terima kasih kepada pemain dan pelatih atas komitmennya ketika situasi yang sulit ini. Terutama dalam efek ekonomi dan finansial di klub. Kami akan selesaikan semua perjanjian pribadi kami dengan pemain dan pelatih dalam beberapa pekan mendatang,’’ tambah Juve.
Muramnya nasib musim ini setelah kompetisi diberhentikan karena pandemi korona per Maret ini jadi alasannya. Tanpa pertandingan, klub tak bisa memenuhi pemasukannya dari aspek matchday revenue. Kerja sama sponsorship pun berpotensi ditinjau ulang. Begitu pula dari aspek pembagian hak siar televisi yang terancam hilang jika musim ini berakhir prematur.
UEFA sebagai otoritas sepak bola di Eropa pun bahkan menyiratkan akan angkat tangan dengan nasib seperempat akhir musim ini. ’’Kami punya plan A, B, dan C. Tiga opsi ini memulai kompetisi saat pertengahan Mei, Juni atau akhir Juni. Jika tetap gagal maka musim ini, mungkin akan hilang,’’ kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin, dilansir laman Reuters.
Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba ada keajaiban dan kompetisi kembali dilangsungkan pada satu dari tiga plan UEFA itu? ’’Kami kembali bernegosiasi kepada pemain dan pelatih itu dengan itikad baik. Kompensasi pun akan ditentukan berdasarkan finalisasi kompetisi resmi,’’ beber Juve.
Baca Juga : Ada Delapan Korban Susulan
Ingat, di Serie A, beban pengeluaran Juve untuk menggaji pemainnya yang terbesar kalau dibandingkan dengan klub-klub lainnya. Di musim ini, Juve bisa menggelontorkan EUR 294 juta (Rp 5,3 triliun) hanya untuk gaji pemain dan pelatih. Dua kali lipat lebih besar dari beban gajinya Inter Milan sebesar EUR 139 juta (Rp 2,5 triliun)!
Anjloknya saham klub milik keluarga Agnelli tersebut pada pekan ini sudah bisa menjadi salah satu indikasi goyahnya finansial Juve. Klub penguasa Serie A itu menutup perdagangannya di Piazza Affari saat pekan kemarin dengan catatan negatif. Nilai saham Juve sampai anjlok 4,94 persen.
’’Makanya, kesepakatan pemain dan pelatih Juve akan mengamankan keuangan klub, dan ini akan memberi sinyal penting untuk dunia sepak bola,’’ klaim jurnalis olahraga Telelombardia Fabio Ravezzani dilansir laman Tutto Sport. Di Eropa, Juve klub elite pertama yang berani untuk tak membayarkan gaji pemainnya saat musim kompetisi terancam berakhir ini. (jpc/pur)