Halbar

Halbar Bakal Jadi Pintu Ekspor Hasil Pertanian Malut

×

Halbar Bakal Jadi Pintu Ekspor Hasil Pertanian Malut

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Penen padi (Foto : net)

HARIANHALMAHERA.COM–Setelah dilantik menjadi Pejabat sementara (Pjs) Bupati Halmahera Barat (Halbar), Rizal Ismail langsung menyusun strategi perekonomian. Salah satunya mendorong Kabupaten Halbar menjadi pintu ekspor hasil pertanian berupa cengkeh, pala, dan kopra.

Menurut dia, penetapan Kabupaten Halbar menjadi pintu komoditi ekspor hasil pertanian sangat beralasan. Karena selain kondisi alamnya, juga ditopang dermaga di Desa Matui, Kecamatan Jailolo, yang sangat representatif

Sebagai langkah awal, Rizal akan mencanangkan program Gerakan Orientasi Ekspor untuk Rakyat Sejahtera (Gosora), yang akan dihelat bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut).

Selaku Kadis Petanian Malut, Rizal mengungkapkan, penetapan Halbar sebagai tuan rumah dalam pencanangan program Gosora, menjadi salah satu program unggulan.

Dia mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba, yang bakal mencanangkan program tersebut di Halbar, bertepatan dengan HUT Pemprov Malut.

BACA JUGA : Kembalikan Kejayaan Rempah Malut Lewat Gosora

“Jadi ini sebenarnya program Dinas Pertanian Malut. Kebutulan bertepatan dengan saya ditunjuk sebagai Pjs Bupati Halbar, sehingga Halbar dipilih dalam pencanangan Gosora. Karena Halbar memiliki pelabuhan kontainer di Matui yang sangat strategis untuk pintu ekspor,” ungkapnya, Senin (28/9).

Dia menjelaskan, gagasan program Gosora tersebut juga merupakan salah satu startegi pemulihan ekonomi di Malut, seiring dampak dari pandemi Covid-19 yang ditimbulkan.

Dimana, kata dia, untuk ekspor komoditi hasil pertanian Malut ini juga berkisar 50 konteiner melalui Jalur tol laut, tanpa harus melalui Surabaya.

Rizal juga mengaku akan mendorong peningkatan ketahanan pangan, salah satunya melalui program Malut menanam. Tujuannya untuk peningkatan produksi padi, hingga peningkatan telur dan daging ayam di Malut.

“Karena sampai saat ini Malut masih mengandalkan impor dari luar daerah yang cukup besar, tentu kami berharap dengan perencanaan ini mampu menutup devisit pangan di Malut,” pungkasnya. (tr-4/kho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *