HARIANHALMAHERA.COM– aktivitas penambangan nickel oleh PT Mineral Resources Indonesia (MRI) sub kontraktor PT Smart Marsindo yang cukup dekat dengan lokasi SMA Negeri 3 Halmahera Tengah, tepatnya di Kecamatan Pulau Gebe tersebut, ternyata tak hanya membuat siswa dan guru merasa was-was terjadinya longsor, tetapi pihak sekolah juga akui bahwa aktivitas tersebut sangat menganggu proses belajar mengajar mereka.
Kepala Sekola SMA Negeri 3 Halteng, Satriyanti Mustamin, S. Pd, pun mengakui bahwa mereka sangat merasa terganggu aktivitas penambangan tersebut, sebab terdengar kebisingan keras berupa suara dari alat-alat berat sehingga membuat siswa maupun guru tidak konsentrasi belajar mengajar.
“Memang benar bahwa aktivitas penambangan dari perusahan itu (PT MRI,red) sangat mengganggu proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 ini, karena terdengar kebisingan alat-alat berat, jadi tidak hanya merasa kwatir terjadi sesuatu yang buruk tetapi juga sangat terganggu aktivitas tambang ini,”katanya, Kamis (13/3).
Tidak hanya kebisingan lanjutnya, aktivitas di sekolah selama ini juga dirasa sangat tidak nyaman dengan polusi udara, yang mana dipicu dari aktivitas penggalian tanah yang mengandung nickel itu sendiri.
“Iya, kadang debu (abu) sampai ke lokasi sekolah sehingga kami juga merasa tidak nyaman, dan tidak konsentrasi saat proses belajar mengajar. Jika polusi udara ini terhirup dalam jangka waktu lama, tentu dapat membahayakan kesehatan anak-anak sekolah maupun masyarakat sekitar,”ujarnya.
“Kami meminta kepada pemerintah agar cepat ambil langka terkait dengan hal ini, kalau ini dibiarkan lama maka proses belajar mengajar, yang ada di SMA Negeri 3 Halteng ini tidak efektif,”ungkapnya.
Kepsek SMAN 3 Halteng menambahkan bahwa pihak perusahan beberapa bulan lalu sempat turun melakukan pengukuran lahan sampai dalam lokasi kantor, tepatnya di depan sekolah bertepatan dengan tiang bendera sekolah. “Informasi katanya lahan mereka sampai di lokasi sekolah,”pungkasnya.(tr-02)