HARIANHALMAHERA.COM–Pemkab Halteng melalui Bagian Ekonomi Pembangunan (Ekbang) mulai mengintrol secara ketat penyaluran minyak tanah di 11 pangkalan yang ada di Weda.
Langkah ini dilakukan menyusul adanya keluhan warga yang sulit mendapatkan mita di pangkalan dengan alasan kehabisan stok mita. “Sebelum di kontrol, minyak tanah yang masuk pada pangkalan setelah satu Minggu sudah habis. Sehingga, masyarakat yang mau membeli terus mengeluh,” terang Kabag Ekbang Halteng, Nurlela Samad Rabu (16/12).
Dia mengungkapkan kelangkaan mita ini terjadi lantaran rata-rata para pemilik pangkalan sering menjual mita kepada warga di luar desa setempat. “Jadi kami sudah tekankan agar tidak menjual kepada masyarakat diluar desa setempat, karena apabila terjadi dan ada temuan bakal di lakukan surat peringatan,” tegasnya.
Selain diberlakukan sistem kontrol, Pemkab juga membuat kartu bagi pembeli. Warga yang ingin membeli mita di pangkalan harus menunjukan kartu tersebut.
Ini juga untuk mengantisipasi penjualan diluar warga di desa setempat. “Bagi para pengecer tidak di berikan izin untuk membeli ke pangkalan, karena tidak ada aturan. Apabila kedapatan kami bakal berikan sanksi kepada para pemilik pangkalan,”tegasnya.
Ia menambahkan, mita yang masuk pada setiap pangkalan paling lambat tanggal 15 bulan berjalan. Sehingga, pada kartu tersebut juga diberikan batasan pembelian. “Rata-rata setiap kartu dibatasi 10-15 liter saja, dengan harga Het Rp 5.500 ribu per liter sesuai harga dari pemerintah,” tutupnya. (tr1/pur)