HaltengMaluku Utara

DLH Halteng Klaim Perairan Teluk Weda Aman, Nelayan: Jangan Hanya Bantah, Turun Publikasi Hasil Riset

×

DLH Halteng Klaim Perairan Teluk Weda Aman, Nelayan: Jangan Hanya Bantah, Turun Publikasi Hasil Riset

Sebarkan artikel ini
Achun, salah satu nelayan muda Desa Sagea

HARIANHALMAHERA.COM– sejumlah nelayan di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, mendesak Pemkab Halmahera Tengah (Halteng) agar lebih serius menangani pencemaran laut di Teluk Weda yang diduga terdampak aktivitas penambangan nickel. Desakan itu menyusul adanya hasil riset oleh LSM Nexus3 Foundation yang mengungkap adanya pencemaran logam berat pada ikan dan darah manusia.

Achun, salah satu nelayan muda Desa Sagea, mengatakan bahwa pernyataan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halteng soal perairan Teluk Weda masih berada dalam zona aman tentu itu sah-sah saja, namun DLH sedianya secara aktif dan terbuka mempublikasikan hasil pemantauan laut secara berkala.

“Jadi bukan sekadar memberikan bantahan setelah ada laporan dari pihak lain soal pencemaran laut, mestinya DLH turun sampaikan langsung pada masyarakat pesisir Teluk Weda, terutama para nelayan agar menjadi antisipasi,”katanya, Selasa (3/6).

Selama ini lanjutnya, sejak perusahan tambang masuk wilayah Weda Tengah dan Weda Utara, tidak ada hasil riset yang disampaikan DLH Halteng ke masyarakat lalu secara tiba-tiba DLH menyatakan bantahan setelah adanya hasil riset dal LSM Nexus3 Foundation. “DLH Halteng terkesan seperti mencari muka bahwa ada riset yang mereka lakukan,”ujarnya.

“Saya pribadi menghargai pernyataan DLH. Tapi kami ingin DLH serius dan rutin mempublikasikan hasil pemantauan, jangan tunggu ada laporan dari luar baru membantah. Ini menyangkut nasib masyarakat pesisir yang hidup dari hasil laut,”sambungnya.

Selain itu dikatakan nelayan Sagea bahwa kapal tongkang yang berpangkalan di Jeti Sepo, Weda Utara melintas terlalu dekat ke wilayah perairan Sagea, hingga mengganggu aktivitas nelayan yang sedang memancing, sehingga diminta pada DKP Halteng hingga Malut untuk bertindak.

“Tiga hari lalu ada kapal tongkang yang lewat terlalu dekat di depan Sagea, sampai sekarang tidak tahu dari PT mana. Ini mengganggu nelayan. Pemerintah harus segera ambil langkah, sebelum masyarakat bertindak sendiri dan muncul hal-hal yang tak diinginkan,”ungkapnya.

“Tidak semua nelayan menangkap ikan di rompong. Banyak yang mengandalkan spot karang tenggelam di sekitar Sagea. Kalau karang rusak, itu sama saja mematikan sumber penghidupan masyarakat,”tambahnya.

Komunitas nelayan Sagea pun berharap Pemkab Halteng melalui DLH dan DKP serius menangani persoalan pencemaran laut di Teluk Weda sebelum dampaknya semakin luas.(Ir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *