HARIANHALMAHERA.COM–Persoalan infrastruktur di Kecamatan Patani Timur sepertinya belum mendapat perhatian serius dari Pemkab Halteng. Salah satu buktinya adalah jembatan Kali Get.
Dimana, pasca rusak setelah dibangun oleh pemerintah desa (Pemdes) dengan Dana Desa (DD), jembatan yang merupakan titik perbatasan antara Halteng dengan Halmaheta Timir (Haltim) itu belum juga diperbaiki.
Untuk membantu warga dan kendaran yang akan melintas, jembatan tersebut pun terpaksa dibangun secara swadaya oleh Bando, warga setempat dengan memakai dana pribadi. namun begitu, melintas di jabatan darurat yang terbuat dari papan itu, tidaklah gratis. Ada biaya yang dipatok oleh bando.
Meski begitu setoran pas lewat itu oleh Bando dipakai untuk perawatan jembatan, dan sebagiannya lagi disisihkan untuk fakir miskin lewat Pemdes. Terlepas dari upaya Bando untuk membantu warga yang melintas dengan memakai dana pribadi, namun bagi DPRD Halteng, bagaimana pun juga persoalan infrastruktur harus menjadi tanggungjawab Pemkab.
Dengan begitu warga yang melintas tidak lagi dibebani biaya. “Kalau bagini masyarakat akan merasa beban. Karena jembatan ini dibangun pakai dana pribadi,” terang Wakil Ketua I DPRD Halteng Kabir Hi. Kahar.
Apalagi, warga belakangan mulai mengaluh pungutan yang diberlakukan karena upah biaya rakit cukup tinggi.
Untuk warga yang hendak kekebun dibebani tarif sesuai kesanggupan. Ada yang membayar Rp 5 ribu hingga 10 ribu. Namun, untuk kendaraan baik roda dua maupun empat sudah dipatok tarifnya. tafir untuk mobil harga Rp100 ribu. Sedangkan Motor Rp 20-50 ribu. “Ini yang harus jadi perhatian pemerintah daerah untuk membangun jembatan defenitif,”tandasnya. (tr1/pur)
