HARIANHALMAHERA.COM–Pemkab Halteng mewanti-wanti kepada para pemilik pangkalan minyak tanah (mita) untuk tidak berbuat nakal terkait penjualan mita bersubsidi ini. Warning ini disampaikan menyusul banyak laporan dari warga yang tidak kebagian mita subdisi. Padahal, stok mita baru saja tiba di pangkalan.
Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan Setda Halteng, Nurlela mengakui, habisnya stok mita disebabkan para pemilik oangkalan ini kerap menjual mita kepada warga yang bukan berdomisi di desa setempat.
Karena itu, agar semua warga bisa mendapatkan mita, maka akan dibuatakan kartu yang nantinya dibawah pada saat membeli mita di pangkalan.
“Saya sudah himbau kepada pemilik pangkalan. Apabila ada minyak masuk, harus ditulis jam pelayanan, melayani harus membawa kartu. Kalau hanya domisili maka harus beli di pangkalan Desa setempat. Jangan di pangkalan lain,” tegasnya.
Dia mengaku baik itu sebulan sekali maupun seminggu pihaknya selalu menurunkan tim untuk melakukan pengawasan untuk memastikan pelayanan berjalan dengan baik. “Kami berharap kepada pemilik pangkalan, untuk tulis juga jumlah liter yang diambil. Sehingga, kami bisa tahu pemakaian minyak tanah di Halteng berapa banyak,”harapnya.
Dalam sebulan, jumlah mita yang masuk ke Halteng sebanyak 190 Ton yang ditangani dua agen yakni H Awat dan PT Malinda. Sementara harga eceran tertinggi (HET) mita Rp 5.500. per liter. “Apabila ada yang menaikkan harga segera lapor ke kita,” pintanya. (tr1/pur)