HARIANHALMAHERA.COM–Proyek preservasi ruas jalan Weda-Sagea tepatnya di gunung Tabalik Desa Lelilef Woebulen Kecamatan Weda Tengah, terus alami kerusakan.
Dari pantauan di lapangan jalan yang dibangun PT Buli Bangun itu, pada badan jalan banyak yang sudah retak. “Pengerjaan ruas jalan ini dikerjakan asal jadi, sehingga dipastikan rusaknya akan terus bertambah,” ucap Aktivis Maluku Utara Adhit Soabobo
Dikatakan, pekerjaan dilakukan dengan tidak sempurna karena banyaknya genangan air ketika hujan, ini menandakan umur pengerasan tidak akan sampai pada umur rencana. “Slogan bina marga yang menyebutkan, bahwa musuh jalan adalah air, mana buktinya,” tandas Alumni teknik Sipil Unkhair ini.
Ia berpendapat kalau umur rencana jalan dengan perkerasan lentur (aspal hotmix), harus mencapai 10 tahun karena merupakan standar bina marga. Selain itu, dengan kondisi yang ada konsultan manajemen di internal BPJN Malut, seakan tidak memfungsikan tugas dan perannya secara maksimal. “Ini menandakan ada upaya pembiaran proses itu terjadi,” pungkasnya. (tr1/pur)
