HARIANHALMAHERA.COM–Munculnya penolakan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), di sekitar kawasan Industri (KI) Teluk Weda oleh warga desa di Kecamatan Weda Utara membuat komisi III DPRD Halteng bersama SKPD terkait langsung turun pertemuan bersama seluruh kepala desa se-Weda Utara.
Pertemuan yang berlangsung di kantor camat itu sekaligus mensosialsiasi RDTR. Anggota Komisi III Munadi Kilkoda mengatakan, munculnya penolakan RDTR dari kelompok masyarakat ini disebabkan sejak awal tim ahli dan dinas terkait tidak melakukan sosialisasi yang melibatkan kelompok kepentingan di desa dan Kecamatan secara langsung. “Jadi jangan heran kalau ada misleading di masyarakat terkait RDTR ini,” katanya.
Menurutnya, penolakan ini dikarenakan adanya kekhawatiran warga jangan sampai pengembangan kota justru menghancurkan ruang hidup warga. Bahkan, saat ini beredar kabar warga pun sudah membuat kaplingan tanah di tengah-tengah hutan karena mendegar kabar pihak PT. IWIP akan melakukan pembebasan lahan sampai di desa Waleh.
“Kami dengar langsung pikiran kelompok ini. Mereka tidak menentang kemajuan. Mereka hanya khawatirkan jangan sampai ruang hidup masyarakat itu hancur hanya karena kepentingan pembangunan kota baru, ini yang harus dijelaskan,” terangnya.
RDTR ini kata Munadi lebih pada kepentingan penataan ruang. Sehingga, pemanfaatanya jangan sampai menimbulkan ketimpangan antara KI dengan nilai ekosistem seperti Danau Yonelo, Karts dan Boki Maruru. “Dalam RDTR itu harus dilindungi. Termasuk ruang hidup masyarakat dalam melakukan kegiatan tradisionalnya,” katanya.
Warga juga meminta penjelasan, seperti apa desain pengembangan kawasan pariwisata, termasuk pengelolaannya. “Yang mengelola kawasan wisata itu harus orang Sagea, tidak boleh diserahkan ke swasta. Apalagi, sampai di privatisasi,” ujar Munadi.
Sementara Camat Weda Utara, Juhirawati dihadapan anggota DPRD meyakini warga tetap mendukung RDTR jika ada sosialsiasi langsung dari pemerintah. “Kami siap dukung program pemerintah, asal ada sosialisasi yang dilakukan supaya masyarakat juga bisa paham,” pintanya. (tr1/pur)