HARIANHALMAHERA.COM– sejumlah unit di Polres Halteng gencar menyapa masyarakat Negeri Fagogor dengan berbagai kegiatan. Kali ini giliran Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres setempat gandeng Organda Halteng, tokoh masyarakat, pelaku transportasi dan perwakilan pemerintah “Ngopi Bareng” di terminal kota Weda.
Dalam kegiatan tersebut telah membahas seputar keselamatan lalulintas, terutama terkait maraknya truk dengan overdimensi dan overloading.
Kasat Lantas Polres Halteng, Iptu Masqun Abdukish, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendekatan persuasif kepada masyarakat, khususnya pelaku transportasi jalan raya.
“Ngobrol-ngobrol santai saja, tapi tetap fokus pada isu serius: keselamatan lalu lintas,”katanya.
Menurut Iptu Masqun, kendaraan truk dengan kelebihan muatan (overloading) dan modifikasi bentuk (overdimensi) menjadi perhatian utama pihaknya saat ini, dimana sosialisasi mengenai bahaya dan konsekuensi hukum dari praktik ini telah dilakukan sejak Juni dan akan terus dilanjutkan ini menjadi upaya mengatasi maslah tersebut.
“Saat ini kami masih fokus pada mobil pengangkut barang yang sudah overloading dan overdimension. Karena kita ketahui bersama bahwa overloading adalah pelanggaran, tapi overdimensi adalah kejahatan. Merubah bentuk kendaraan tanpa prosedur itu sangat berisiko dan bisa berujung maut,”ujarnya.
Persoalan lalulintas ini lanjutnya tidak hanya menyangkut kendaraan barang, melainkan semua pengguna jalan. “Semua kendaraan yang melintas wajib melengkapi surat-surat dan mematuhi aturan lalu lintas. Kami hadir bukan untuk menghukum, tapi untuk menyelamatkan pengguna jalan, khususnya para sopir yang rentan mengalami kecelakaan,”lanjutnya.
Iptu Masqun pun menegaskan pentingnya kesadaran kolektif terhadap bahaya kecelakaan lalu lintas. Ia mengacu pada data global yang menyebut kecelakaan lalu lintas sebagai penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah HIV/AIDS, sebuah kenyataan yang selaras dengan kondisi Halmahera Tengah saat ini.
“Semenjak saya bertugas di sini, sudah banyak sekali kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia. Baik itu di lokasi kejadian maupun di rumah sakit. Ini yang mau kita tekan, supaya ke depan, angka kecelakaan bisa diminimalisir semaksimal mungkin,”tuturnya.
Mendukung langkah Sat Lantas, Ketua Organda Halteng, Helmi Kasim yang juga anggota DPRD dari Partai NasDem menyampaikan apresiasi atas inisiatif dialog terbuka ini. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang manusiawi terhadap sopir dan pelaku usaha angkutan.
“Kami di Organda paham bahwa persoalan overdimensi itu serius. Tapi perlu juga kita lihat dari sisi sosial dan ekonomi para sopir. Mereka bekerja untuk menghidupi keluarga. Maka solusinya bukan hanya penindakan, tapi juga edukasi dan pembinaan yang berkelanjutan,”ucapnya.
Helmi juga berkomitmen untuk mendukung setiap program kampanye keselamatan lalu lintas yang melibatkan para sopir dan perusahaan angkutan. Ia mendorong agar lahir regulasi daerah dan dukungan anggaran guna membina pelaku transportasi secara menyeluruh.(Ir)