HARIANHALMAHERA.COM–Kasus pembunuhan tiga warga Halmahera Tengah (Halteng) di hutan Halmahera tepatanya di tanah merah kali Gwonle Desa Patani Kecamatan Patani timur, mendapat perhatian serius dari Kapolda Malut, Irjen Pol Risyapudin Nursin.
Buktinya, jenderal bintang dua ini pun memerintahkan penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal umum (Dit Reskrimum) Polda untuk memback up Penyidik Polres Hateng untuk mengusut kasus yang terjadi pada Sabtu (22/3) pekan lalu itu.
Kabidhumas Polda Malut Kombes Pol. Adip Rojikan, menjelaskan bahwa Polda dan Polres Halteng saat ini berusaha semaksimal mungkin dalam rangka menuntaskan kasus ini, dan upaya yang sudah dilakukan sampai saat ini yaitu telah melakukan pemeriksaan para saksi sejumlah 10 orang,
Mereka yang diperiksa itu baik saksi korban yang selamat maupun saksi yang pada saat itu mengevakuasi korban. “Pemeriksaan para saksi ini guna melakukan pengembangan dengan mengambil keterangan dari para saksi yang mengetahui keadaan di TKP, Selain itu, Polda dan Polres Halteng tengah menyelidiki pelaku pembunuhan melalui barang bukti yang didapat” katanya
Penyidik juga tengah berkoordinasi dengan Stakeholder di Haltim untuk mendapatkan informasi dan solusi terkait permasalahan tersebut. “Saya menghimbau kepada seluruh pihak dan masyarakat Maluku Utara khususnya di Halmahera Tengah untuk bersama-sama membantu kami dalam rangka proses lidik dan sidik dengan memberikan keterangan atau informasi yang benar kepada kami terkait tindak pidana pembunuhan ini, guna membuat terang kasus ini sehingga cepat Tuntas,” pintanya.
Kapolres Halteng AKBP Nico A Setiawan mengatakan, penyidikan kasus tersebut sedang berjalan. Harusnya, hari ini penyidik akan melakukan olah TKP (tempat kerjadian perkara). Namun, karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, sehingga dilanjutkan hari ini.
“Tujuan dari olah TKP, untuk mengetahui apa yang terjadi di lokasi kejadian tersebut,” terang Nico dalam pertemuan bersama warga di Patani Timur dan Patani Utara yang dihadiri Bupati Halteng, Edi Langkara bersama Forkopimda Jumat (26/3).
Niko mengaku, dalam penyelidikan ini, pihaknya dibantu 10 Anggota Brimob dan Anggota Jajaran Ditreskrimum Pilda Malut .
Dikatakan, fakta-fakta hukum yang sudah terkumpul saat ini yakni ciri-ciri pelaku yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan keterangan dari korban selamat, pelakunya mengarah ke Suku Togutil. “Kedepan kalau ada indikasi pelakunya berasal dari kelompok lain, harus didukung pula oleh fakta hukum yang cukup,” katanya.
Karena itu, Polres Halteng akan berkoordinasi dengan Polres Haltim yang sudah berpengalaman dalam melakukan penyelesaian masalah hukum yang melibatkan Suku-suku pedalaman.
Dikatakan suku pedalaman ini tidak akan mengganggu jikalau mereka tidak diganggu. “Apa yang membuat mereka marah, dan motif pembunuhan masih kami kaji, mengapa mereka melakukan ini,” tuturnya.
Ia menambahkan, ada simbol-simbol tertentu yang berlaku dalam komunitas Suku Togutil, yang harus dipahami dan disadari oleh masyarakat sekitarnya, agar tidak menimbulkan persepsi lain bagi komunitas Suku Togutil.
Dari keterangan para korban selamat itu juga diketahui bahwa keberadaan ketujuh warga ini di hutan Halmahera ini yakni hendak mendulang emas di Sungai Gwonley. “Untuk sementara, saya minta masyarakat jangan dulu ke daerah tersebut, karena situasi belum aman,” pintanya.
Sementara Bupati Edi Langkara mengakui sebelumnya tidak pernah terjadi kasus pembunuhan seperti ini di lokasi di Sungai Gwonley. “Atas musibah ini Pemda dan Forkompinda turut berdukacita Kepada keluarga korban,” ucapnya.
Agar kasus tersebut tidak terulang, dan memulihkan dan memelihara rasa aman, serta nyaman masyarakat di Patani, Patani Timur dan Patani Utara, harus dilakukan operasi penangkapan terhadap para Pelaku. “Kalau kita tidak melakukan operasi, maka kejadian seperti ini akan berulang kembali dikemudian hari,”tegas bupati.
Pemkab akan secara resmi menyurati pihak TNI dan Polri serta Pemprov Malut untuk melakukan operasi keamanan di tiga lokasi yakni sekitar Sungai Gwonley, Sungai Dotte dan Sungai Waci.
Politisi Golkar ini meminta warga untuk tetap tenang dan tidak menaruh curiga kepada kelompok masyarakat tertentu sebagai pelaku pembunuhan karena ini bisa menimbulkan konflik sosial. “Percayakan kasus ini kepada pihak Kepolisian. Pemda akan siap membantu mendukung Logistik, dan kebutuhan lainnya agar pengungkapan kasus ini cepat selesai,”ucapnya. (tr1/pur)