HalutMaluku Utara

Anak Gizi Buruk Asal Halbar Diduga Dibuang Ortu di Tobelo, Polres Halut: Beruntung Panti Asuhan Bersedia Rawat

×

Anak Gizi Buruk Asal Halbar Diduga Dibuang Ortu di Tobelo, Polres Halut: Beruntung Panti Asuhan Bersedia Rawat

Sebarkan artikel ini
anak korban pelantaran orang tua asal Halbar saat di Mapolres Halut

HARIANHALMAHERA.COM– seorang anak yang menyebut namanya Dirfan Biji (13) asal Desa Aruku, Kecamatan Loloda Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Provinsi Maluku Utara itu ditemukan seorang diri oleh warga dalam keadaan bingung di jalanan, tepatnya Kota Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Dihadapan warga, anak tersebut pun mengaku bahwa dirinya sengaja dibuang oleh kedua orang tuanya dengan menurunkannnya di jalan.

Warga yang mendengar cerita anak yang terlihat kondisi tubuhnya kurang gizi itu langsung membawanya ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Halut dengan tujuan pihak polisi dapat membantu anak tersebut.

Dihadapan petugas polisi, anak korban pembuangan orang tua itu pun mengisahkan bahwa dirinya dibawa oleh orang tua keluar dari rumah di Loloda Selatan, Halbar menuju Kota Tobelo pada hari selasa (12/3). Namun, dia tak menyangka bahwa kalau tiba di Tobelo dirinya diturunkan di jalan lalu kedua orang tuannya pergi hingga membuatnya kebingunan. Beruntung ada warga yang menemukannya sehingga membawanya ke Polres Halut.

Terpisah Kapolres Halut, AKBP Moh. Zulfikar Iskandar melalui Kasi Humas Polres Halut, Iptu. Kolombus Guduru, pun membenarkan adanya dugaan anak yang ditelantarkan orang tuanya tersebut. Juru bicara Mapolres Halut ini pun mengatakan bahwa setelah mengambil keterangan dari anak tersebut, Polres Halut kemudian berkoordinasi dengan panti asuhan rumah sejahterah Tobelo yang akhirnya bersedia untuk dirawat.

“Saat ini anak itu sudah berada di panti asuhan rumah sejahtera Tobelo. Beruntungnya pihak panti asuhan bersedia bersedia rawat anak itu sehingga kami pun serahkan ke panti asuhan,”katanya, rabu (13/3).

Sebelumnya menurut Kasi Humas Polres Halut, berdasarkan keterangan korban bahwa dirinya ditinggalkan oleh orang tuanya, yang mana ayahnya bernama Stefen Biji dan ibunya Tenana Garo.

“Korban menyebutkan bahwa ibunya bekerja di Weda, Halteng dan ayahnya bekerja di Pulau Obi Halsel,”ungkapnya.(sal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *