Halut

Aparat Pemerintah Lingkar Tambang Dinilai Tak Mampu Jembatani NHM dan Masyarakat

×

Aparat Pemerintah Lingkar Tambang Dinilai Tak Mampu Jembatani NHM dan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI program bedah rumah H Robert Peduli sangat dirasakan manfaatnya bagi warga kurang mampu.(foto: NHM for Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Keseriusan manajemen PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) di bawah pimpinan H Robert Nitiyudo Wachjo dengan berbagai perubahan yang dilakukan, ternyata tidak dibarengi dengan perubahan para aparatur pemerintahan di desa dan kecamatan. Hasilnya, masih banyak miskomunikasi yang dampak negatifnya masih dirasakan perusahaan.

Sebagaimana informasi yang diperoleh, NHM kembali mengalami kerugian atas tindakan yang dilakukan sejumlah warga dengan melakukan penghadangan terhadap kendaraan logistik. Semuanya terjadi, diduga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan perusahaan tidak diterjemahkan secara utuh kepada masyarakat, sehingga menimbulkan banyak kesalahpahaman.

Termasuk soal perbedaan antara penganggaran program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan program pribadi Presiden Direktur (Presdir) sekaligus pemilik PT NHM melalui NHM Peduli dan H Robert Peduli, di dalamnya termasuk bedah rumah.

Buktinya, masih ada masyarakat yang mempertanyakan pengalokasian anggaran NHM Peduli dan H Robert Peduli yang sumber anggarannya dari kantong pribadi H Robert dan sifatnya keikhlasan serta ketulusan. Berbeda dengan program PPM yang sifatnya wajib dilakukan oleh NHM dan perusahaan lainnya karena diatur oleh aturan perundangan.

Atas berbagai dampak negatif yang kerap muncul akibat kesalahpahaman, informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, bahwa H Robert memang sempat kecewa. Menurut sumber, H Robert kecewa karena aparatur pemerintahan di desa dan kecamatan yang sudah diberikan kepercayaan oleh perusahaan, namun tidak bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat.

“Memang pak haji kecewa. Kekecewaan ini wajar karena manusiawi. Padahal, pak haji sudah tulus dan ikhlas merogoh kantongnya sendiri untuk membantu masyarakat, tidak sebatas program wajib perusahaan.  Toh masih ada juga yang meragukan niat baik pak haji. Kalau mau jujur, pak haji sejak awal mengatakan bahwa dimanapun dia berpijak musuh utamanya adalah kemiskinan. Karena itu, beliau tidak mau ada warga miskin yang berada di sekitarnya (perusahaan),” kata sumber.

Kata sumber ini diyakini benar karena koran ini juga mendapat potongan rekaman ungkapan kekecewaan H Robert. Dalam rekaman tersebut jika disederhanakan, bahwa kepercayaan yang diberikan H Robert kepada para aparat desa dan kecamatan, karena merekalah yang berwenang (birokrasi) dan sangat mengetahui masyarakatnya.

Sebagai perusahaan dikatakan NHM tidak ingin mencampuri urusan yang berkaitan dengan pemerintahan di desa dan kecamatan. Karena itu, NHM memberikan kepercayaan kepada aparatur pemerintahan di desa dan kecamatan untuk mengatur kebijakan terkait beberapa kebijakan perusahaan. Seperti perekrutan karyawan kinerja sosial (social performance/SP) di desa dan kecamatan, bantuan bedah rumah, maupun bantuan lain melalui NHM Peduli dan H Robert Peduli.

“Maunya seperti itu. Kehadiran NHM hanya untuk membantu saja. Semua pengambilan keputusan ada pada masyarakat itu sendiri dengan harapan mengeratkan kekeluargaan antar masyarakat karena pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat. Karena memang NHM maupun perusahaan dimana pun, tidak memiliki kewenangan untuk mengatur masyarakat,” kata sumber.

Sumber juga menyebutkan, semua program H Robert itu program pro rakyat. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, khususnya di lingkar tambang. “Pak Haji inginkan semua program dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Jangan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok,” imbuhnya.

Terakhir sumber menyebutkan, pak haji orang yang tidak anti kritik. Hanya saja, kritikan itu dilakukan dengan cara-cara yang santun, seperti diskusi. Kritik pun harus ada bukti, biar langsung dicarikan solusi secara bersama-sama. “Pak haji orangnya terbuka dan suka berdiskusi. Pak haji justru ingin saling bertukar informasi sebagai bagian dari evaluasi. Jika ada yang salah, tentu harus diperbaiki. Tapi yang salah itu pun, harus bisa dibuktikan biar tidak terjadi tuduhan atau fitnah,” terangnya.

“Sama seperti yang dilakukan pak haji di internal perusahaan. Bertukar informasi dari semua jajaran, dari level pimpinan hingga karyawan. Pak haji tidak ingin mendapatkan informasi dari satu pihak saja,” tambahnya.

Menanggapi problematika yang terjadi di lingkar tambang, akademisi Universitas Halmahera (Uniera) Selfianus Laritmas yang saat ini dipercayakan sebagai Wakil Rektor III, menilai kehadiran pimpinan baru PT NHM dengan berbagai program kemanusian sangat membawa dampak serta perubahan yang baik untuk Halmahera Utara, terlebih khusus wilayah lingkar tambang.

“Saya pikir publik di Halmahera Utara khususnya, dan Maluku Utara pada umumnya, sudah mengenal sosok H Robert. Kehadirannya dengan berbagai program kemanusian secara perlahan mulai mendapat simpati dan pengakuan. NHM sebagai perusahaan dinilai mulai memiliki jiwa sosial. Tidak seperti sebelumnya (Newcrest),” ucap Selfianus ketika dimintai pandangannya.

Bahkan, lanjut Selfianus, program pelayanan kesehatan di Halmahera Utara dan Maluku Utara pada umumnya sangat membantu masyarakat dengan ekonomi rendah. “Sudah puluhan ribu masyarakat yang terbantu lewat program kesehatan H Robert. Baik rumah sakit di daerah, maupun rumah sakit rujukan di luar daerah, dan ini seharusnya harus disyukuri dan diberikan apresiasi,” kata Selfianus.

Selfianus pun mengingatkan, karena semua program H Robert itu program pro rakyat, dia meminta agar program tersebut dikawal secara bersama-sama, untuk menghindari program yang tidak tepat sasaran atau hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. “Mari mensyukuri apa yang sudah diberikan. Jaga itu bersama-sama. Jangan sampai program-program yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, malah menyebabkan terjadinya kesalahpahaman akibat program tersebut hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok,” pintanya.

Diketahui, PT NHM di bawah manajemen PT Indotan Halmahera Bangkit selama satu tahun ini atau 2020 hingga Maret 2021 telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit bagi negara dan daerah. Mulai dari kewajiban perpajakan yang mencapai Rp 451,1 miliar. Kemudian royalti sebesar Rp 183,8 miliar, dan program PPM (CSR) mencapai Rp 27,2 miliar.

Jumlah tersebut belum termasuk bantuan dari kantong pribadi H Robert melalui program bantuan sembako, bantuan pengobatan gratis, bantuan bagi yatim piatu dan bantuan keagamaan, yang angkanya diperkirakan sudah menyentuh miliaran rupiah. Belum lagi rehabilitasi 1.000 rumah yang per satu rumah didanai Rp 60 juta. Jika dikalikan, maka ada Rp 60 miliar.(san/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *