Empat Suku Adat dan Serikat Pekerja PT NHM Satukan Persepsi Sambut Pemilik Baru

0
1141
SEMANGAT BARU: Suasana pertemuan lembaga adat empat suku dengan serikat pekerja PT NHM, Selasa (3/3). (foto: ist/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM— PT Indotan Halmahera Bangkit sudah membeli 100 persen saham Newcrest Singapore Holdings Pte Ltd (NSH). Termasuk 75 persen saham di PT Nusa Halmahera Mineral (NHM). Banyak harapan bagi pemilik baru. Terutama dari empat suku adat dan serikat pekerja.

Hal ini terungkap dari pertemuan lembaga adat empat suku, yakni Sangaji Kao, Boeng, Modole, dan Pagu, bersama serikat pekerja PT NHM, terdiri dari SPSI, SBSI, dan GSBM yang digelar di rumahnya Pdt. Sefna Pawate, di Desa Lovra, Kecamatan Kao, Selasa (3/3).

Dari informasi yang diterima harianhalmahera.com, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut hasil pertemuan lembaga adat empat suku dengan owner PT Indotan Halmahera Bangkit, H Robert Niktiyudo, di Jakarta pada 25 Januari 2020, lalu.

“Tujuan pertemuan hari ini adalah semoga pemilik baru PT NHM dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkar tambang ini. Pertemuan hari ini bukan kepentingan dewan adat, tapi yang kita bicarakan adalah untuk kepentingan seluruh masyarakat,” kata Pdt Sefna.

Dia menyebut, saat pertemuan pada 25 Januari 2020 ada beberapa poin pembicaraan antara pemilik baru PT NHM dan dewan adat. Pertama, komposisi pekerja di PT NHM adalah 80 persen orang lokal dan 20 persen pekerja luar. Dan harus ada orang orang lokal yang  duduk di HRD PT NHM.

Kedua, kontraktor harus tinggal di luar site perusahaan. Ketiga, perusahaan akan menggunakan  bandara Kuabang Kao sebagai akses perhubungan perusahaan.

Keempat, perusahaan akan memrioritaskan kontraktor lokal. Kelima, setiap perangkat adat dan tokoh agama akan mendapatkan insentif. Keenam, PT. NHM akan mendukung sosial budaya yang ada di wilayah lingkar tambang.

“Ketujuh, PT. NHM berjanji akan mengangkat orang lokal yang akan duduk di manajemen PT NHM. Terakhir, PT. NHM akan membantu fakir miskin yang ada di wilayah lingkar tambang,” sebutnya.

Ditambahkan Sangaji Pagu Simon Toloa yang ditunjuk sebagai koordinator sangaji, bahwa pertemuan har ini untuk menindak lanjuti hasil pertemuan dengan pemegang saham NHM.

“Kami selaku pemangku adat meminta dukungan dari para serikat pekerja untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Kalau daerah kita ingin maju semua elemen masyarakat baik itu dari adat, pemerintah, serikat pekerja, dan masyarakat harus bergandeng tangan untuk bersatu agar PT NHM benar benar memperhatikan masyarakat,” pinta Simon.

Simon pun meminta serikat pekerja agar dapat mendata karyawan yang ada di NHM, terutama karyawan lokal. Dia berharap, karyawan lokal yang dulu selalu disepelekan, dapat didorong untuk dapat duduk di manajemen PT. NHM.

Sementara itu, Rustam mewakili serikat pekerja mengatakan, mereka sangat mensupport bila ada kebijakan dari perusahan bahwa kontraktor harus tinggal di luar site perusahaan. Ia menilai itu bagus, agar perekonomian masyarakat sekitar perusahaan dapat meningkat.

“Marilah kita eratkan kebersamaan. Jangan ada perbedaan suku, ras, agama. Melaui dewan adat, kita sama-sama bikin perubahan. Apalagi PT NHM ini sudah sangat lama berada di wilayah Kao Raya. Sudah saatnya kita sebagai putra daerah yang memimpin perusahaan,” ujarnya.

Dia juga berharap pertemuan ini bisa membuahkan hasil. Alasannya, pertemuan seperti ini sudah pernah dilakukan berulang kali, tapi hanya menghasilkan sebuah pembicaraan tanpa ada hasil.

“Kami harapkan melalui  pertemuan dengan dewan adat dapat membuahkan hasil baik. Besok, 4 maret 2020 adalah waktu di mana  H Robert ditentukan akan menjadi pemilik perusahaan PT NHM atau tidak. Mari kita sama-sama berdoa, agar saham PT NHM menjadi milik beliau,” pungkas Rustam.(fir)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here