Halut

FKD Lingkar Tambang dan Pemuda Pagu Sesalkan Unggahan Camat Galela

×

FKD Lingkar Tambang dan Pemuda Pagu Sesalkan Unggahan Camat Galela

Sebarkan artikel ini

HARIANHALMAHERA.COM–Ketua Forum Kepala Desa (Kades) Kecamatan Kao Teluk Iskandar Hi Karim menyesalkan unggahan Camat Galela Muhamat Kacoa di beranda aplikasi sosial Facebook, pada Minggu (28/2). Sebagai pejabat pemerintah, dia menilai isi unggahan sangat tidak etis.

Dalam keterangan resmi yang diterima Harian Halmahera, Iskandar menilai unggahan Muhamad sangat keliru dan tidak mengerti menempatkan istilah gratifikasi, apalagi mengimbau institusi penegak hukum untuk mengontrol.

“Kami menganggap beliau sendiri tidak mengerti apa yang beliau tulis di akun sosialnya itu,” kata Iskandar.

Dijelaskan, soal insentif yang diberikan H Robert adalah wujud kepedulian terhadap masyarakat lingkar tambang pada umumnya, dan khususnya seluruh stakeholder. Insentif itu bersumber dari kantong pribadi H Robert bukan perusahaan.

“Insentif itu diberikan sebagai support kepada Kades dan Camat untuk mengawal program sosial H Robert agar tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kurang mampu di wilayah lingkar tambang,” terangnya.

“Sederhanya, orang bersedekah masa dianggap gratifikasi. Hati hati karena gratifikasi memiliki makna yang luas. Bisa diartikan penyuapan atau menggunakan jabatan untuk melanggar hukum dan menguntungkan pihak pemberi,” sambungnya.

Iskandar mengaku unggahan itu membuat dirinya dan kepala desa di lingkar tambang Merasa tersinggung. Apalagi statement itu dari seorang pejabat pemerintah yang tidak etis di media sosial. “Beliau harus menarik ucapanya dan meminta maaf,” pinta Iskandar.

Harusnya, lanjut Iskandar, sama-sama sebagai pemerintah berterima kasih kepada H Robert karena beliau tidak hanya membayar kewajiban kepada negara dalam bentuk pajak dan royalty, tetapi masih terus membantu masyarakat, seperti selama masa pandemi.

“Buktinya, pemanfaatan bandara Kao, bantuan mesin PCR dan bantuan covid-19, yang manfaatnya juga dirasakan seluruh masyarakat Halut. Belum lagi program sosial kemanusiaan lainnya, yang terlalu panjang jika diurai satu persatu,” terangnya.

Senada, pemuda adat Pagu, Romi Djako, turut menilai ocehan Muhamat Kacoa bentuk tidak mendidik dan hanya membuat gaduh. “Perlu Muhamat ketahui, bahwa soal dana insentif yang diberikan ke Kades dan Camat itu bukan bersumber dari dana 1 persen CSR/PPM PT NHM yang diberikan tiap tahun, tetapi uang itu dikeluarkan langsung dari kantong pribadi H Robert,” terangnya.

“Saya pikir sosok seperti dia (camat) tidak patut dicontoh dan ocehannya itu bentuk perbuatan tidak terpuji di medsos. Orang bersedekah kok digonggong. Ini bagian dari ibadah H Robert, kok digonggong,” katanya, Minggu (28/2).

Uang insentif yang diberikan ke perangkat desa dan kecamatan tersebut, menurut Romi, supaya perangkat desa dan kecamatan membantu menyukseskan program PPM PT NHM, NHM Peduli, dan Haji Robert Peduli. ”Jadi intinya agar program NHM mauapun milik H Robert ini berjalan tepat sasaran,” tegasnya.(dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *