HARIANHALMAHERA.COM– Sejumlah guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, jumat (10/3) terpaksa melakukan aksi pemalangan pintu sekolah sebagai bentuk protes terhadap kepala sekolah (Kepsek) mereka yang diduga salahgunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak tahun 2021 sampai 2022 hingga sejumlah masalah yang terjadi di internal sekolah.
Selain dana BOS, para guru SLB Negeri Tobelo juga kesal terhadap dua oknum guru berinisial AY dan LAS yang sudah empat tahun tidak aktif mengabdi di sekolah akan tetapi secara tiba-tiba dikabarkan telah lulus tes PPPK tahun 2022.
Hasan Mutalib, salah satu guru SLB Negeri Tobelo mengatakan bahwa dugaan penyalahgunaan dana BOS itu dibuktikan dengan tidak adanya fasilitas tingkat kelas dan TU di lapangan, sementara anggarannya dikabarkan sudah dicairkan.
“Dana BOS tinggal dua tahap, dimana tahap awal itu kurang lebih 210 juta tapi sampai saat ini untuk persiapan ujian saja tidak ada, padahal hari Senin ini kami sudah menghadapi ujian,”katanya.
Padahal sebelumnya menurut dia, sudah dilakukan koordinasi untuk menyampaikan hal-hal terkait kesiapan sekolah menghadapi ujian tetapi tak kunjung direspon oleh Kepsek akibatnya salah satu kelengkapan ujian, yakni foto dan alat peraga terpaksa ditanggung sendiri oleh siswa.
“Padahal peserta ujian di SLBN Tobelo itu difasilitasi oleh sekolah melalui dana BOS. Terkait masalah ini tentunya kami guru-guru SLB Negeri Tobelo minta agar dinas Pendidikan betul-betul melihat pengelolaan dana BOS, dan kami siap mejelaskan,”tandasnya.(dit)