Halut

KAHMI Halut Harus Ikut Kawal Kebijakan Pemerintah

×

KAHMI Halut Harus Ikut Kawal Kebijakan Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Proses Pelantikan Pengurus KAHMI Halut di Green Land House, Selasa (22/9) (Foto : Ist)

HARIANHALMAHERA.COM–Pelantikan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Halmahera Utara (Halut) di Hotel Grendlan Tobelo, Selasa pagi (23/9) berlangsung khimad.

Presidium KAHMI Maluku Utara (Malut), Hasim Karim, dalam kesempatan itu berharap, pasca pelantikan ini, seluruh pengurus dapat menjalankan organisasi secara baik.

“Karena pada prinsipnya, tujuan berorganisasi ini adalah sebuah pengabdian terhadap bangsa dan negara. Sebagai alumni, tentu kita harus memberikan sumbangsih pemikiran terhadap masa depan organisasi ini,” tuturnya.

Kembali dia mengingatkan, segala persoalan yang terjadi di daerah, khususnya Halut, juga tak terlepas dari tanggungjawab organisasi. “KAHMI ini bukan hanya sebatas tema, tapi perlu dibuktikan dengan sikap dan tidakan,” tuturnya.

Sebab menurut dia, janji yang diutarakan bukan sekadar untaian kata-kata, tapi harus dibuktikan dengan perbuatan. “Jika kita kurang dalam mengkritisi segala kebijakan pemerintah, tentu saya menganggap kita sebagai pengontrol pemerintah telah gagal,” ucapnya.

Disamping itu, lanjut dia, anggota KAHMI juga harus pandai-pandai memposisikan diri. “Siapa yang jadi jenderal dan siapa yang kopral. Jadi harus pintar memposisikan diri, jangan sampai tergilas oleh keadaan yang ada,” tuturnya.

Sementara, Muchlis Tapi Tapi lebih mengkritisi kedudukan para anggota KAHMI. Menurut Wakil Bupati Halut aktif ini, saat masih ber-HMI, hampir semua kader cukup cerdas dan radikal. Namun ketika di KAHMI, semua akan berbeda.

“Posisi di KAHMI itu harus membangun relasi. Tapi harus kritis. Modal yang paling utama adalah tahu menempatkan posisi,” ujarnya.

Dia berujar, ketika kita berada di satu kelompok yang berbeda, keadaan akan membuat kita tidak galau. “Tapi jika kita tidak tahu menempatkan posisi, tentu sia-sialah kita dan kesannya terasa tidak bermakna,” ucapnya.

“Kanda, yunda, saya punya kuasa. Namun saya tidak punya kewenangan. Stres. Kenapa?, karena tuntutan dan kewenagan itu tidak seimbang. Jadi saya mengajak, marilah kita belajar agar kehidupan ini penuh makna,” tuturnya. (tr-5//kho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *