HARIANHALMAHERA.COM– Bidang Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Maluku Utara, Rabu (5/4) telah menggelar kegiatan pembinaan korban aliran paham keagamaan di Halmahera Utara. Sosialisasi yang berlangsung di Hotel Greenland, Desa Gura, Tobelo itu dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Malut, Drs. H. Amar Manaf, M.Si.
Kegiatan tersebut diikuti para penyuluh agama, imam, pengurus Badan Ta’mir Masjid (BTM), sementara pematerinya dari Kemenag Halut, Binmas Polres Halut dan Tim Pakem Kejari Halut.
Kakanwil Kemenag Malut, H. Amar Manaf, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sejak dini aliran paham keagamaan di lingkugan masjid masing-masing. Sebab di Malut sendiri sudah ada aliran sesat yang mulai masuk dan mempengaruhi umat beragama baik itu Islam, Kristen maupun agama lainnya di Malut.
“Saya berharap para penyuluh agama, imam, pengurus masjid serta tokoh masyarakat agar menjadi pelopor utama dalam mencegah aliran atau paham keagamaan yang bertentangan dengan akidah agama, sosial dan kemasyarakatan,”katanya.
Kepala Kemenag Halut, Yamin Latief Tjokra, pun menambahkan berdasarkan laporan dari Badan Intelijen bahwa Indonesia merupakan wilayah yang berada di garis katulistiwa sehingga sangat mudah masuk aliran yang bertujuan hanya untuk menyesatkan umat dan mengacaukan kehidupan sosial.
“Ini yang harus kita antisipasi sejak dini, dan ini terjadi di semua agama bukan hanya agama Islam. Olehnya itu kami sengaja mengundang para penyuluh, imam, tokoh masyarakat serta pengurus masjid untuk mensosialisasikan hal ini. Saya berharap agar materi yang didapat ini bisa diimplementasikan kepada masyarakat atau jamaah di lingkungan atau masjid masing-masing,”ujarnya.
Dia juga meminta kerjasama semua pihak yang jika ada yang melihat gerakan-gerakan mencurigakan segera dilaporkan ke tokoh masyarakat setempat agar dilanjutkan ke kepolisian serta dikoordinasikan ke MUI untuk ditelisuri.
“Saya juga menghimbau kepada seluruh imam masjid, dalam menghadapi momentum pemilu dan pemilukada tahun 2024 nanti sedianya bersikap netral, jauhi politik identitas dan jangan jadikan masjid sebagai panggung politik,”pintanya.(rif)