Halut

Komitmen Bersama Kawal Program PPM 2021

×

Komitmen Bersama Kawal Program PPM 2021

Sebarkan artikel ini
SINERGITAS: Foto bersama karyawan Harian Halmahera dengan pihak Departement Social Performance (SP) PT NHM di kantor Harian Halmahera Jumat (18/12) (Foto : Samsudin Kuylo/Harian Halmahera)

Rapat akhir tahun 2020 Harian Halmahera secara khusus mengundang Department Social Performance (SP) PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Pertimbangannya adalah terobosan yang dilakukan PT Indotan selaku pemegang saham mayoritas dan gaya unik sang owner H Romo Nitiyudo Wachjo atau akrab disapa H Robert. Berikut catatannya.   

HARIANHALMAHERA.COM– DIVESTASI saham PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dari Newcrest Ltd kepada PT Indotan Halmahera Bangkit, jadi salah satu peristiwa ‘besar’ dalam kalender 2020 di Provinsi Maluku Utara (Malut), khususnya Kabupaten Halmahera Utara (Halut).

Kenapa dikategorikan peristiwa besar? Pertama, nilai divestasi 75 persen saham nilainya mencapai Rp 1,3 triliun. Kedua, perusahaan ini menjadi perusahaan terbesar di Malut dengan mempekerjakan sekira 2.000 karyawan. Ketiga, sejak beroperasi 1999 perusahaan ini selalu menuai kritik.

Dan, terakhir selama hampir 20 tahun beroperasi, belum terlihat perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat di kawasan lingkar tambang yang mencakup lima kecamatan dan memiliki 83 desa. Dengan jumlah itu, tentunya jika dibandingkan dengan perusahaan tambang lainnya di Indonesia, dapat dikatakan PT NHM memiliki beban lebih besar.

“Saya mewakili PT NHM tentunya sangat berterima kasih diberikan waktu untuk berdiskusi, sharing dengan teman-teman wartawan (Harian Halmahera). Semoga dari kegiatan sore ini, bisa menghasilkan pokok-pokok pikiran yang bermanfaat bagi PT NHM ke depan, bagi masyarakat lingkar tambang, dan bagi pemerintah daerah,” kata Manager SP PT NHM Hansed Pither Lasa, Jumat (17/12).

Hansed yang turut memboyong salah satu stafnya, yakni Christian Moloko selaku penanggung jawab bidang ekonomi, memulai diskusi dengan memaparkan apa yang sudah dilakukan perusahaan selama 2020, khususnya ketika NHM sah dimiliki PT Indotan Halmahera Bangkit.

“NHM saat ini adalah NHM baru. Tidak lagi dimiliki Newcrest tapi sudah dimiliki PT Indotan Halmahera Bangkit. Tentunya juga dalam pelaksanaan program, banyak yang baru,” terangnya.

Dibeberkan, selama 2020, NHM melalui SP sudah melaksanakan beberapa program. Seperti program di bidang pendidikan, berupa pemberian beasiswa bagi mahasiswa di lingkar tambang sebesar Rp3 juta per tahun. Kemudian, beasiswa prestasi sebesar Rp 4,5 juta per tahun.

“Selain itu, PT NHM sudah menjalin kerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten dalam pelatihan kompetensi guru honor di lingkar tambang. Termasuk pemberian insentif bagi mereka, mulai dari tingkatan PAUD hingga SMA/SMK,” kata Hansed.

“Selain itu, juga ada yang namanya bantuan pendidikan langsung ke sekolah. Seperti perbaikan sekolah, bantuan perangkat komputer di SMP 4 Malifut dan bantuan pendidikan di salah satu sekolah di Desa Bukit Tinggi,” sambungnya.

Khusus untuk bidang kesehatan, kata Hansed, yang dilakukan perusahaan lebih besar. Alasannya karena situasi pandemi covid-19. Bantuan alat pelindung diri (APD) bagi pemerintah daerah, puskesmas di lingkar tambang, hingga bantuan ventilator ke dua rumah sakit rujukan di Ternate dan Halut. “Termasuk, terakhir bantuan mesin RT-PCR ke RSUD Halut,” terangnya.

Selain itu, NHM juga turut membantu memberikan bantuan sembako bagi masyarakat terdampak covid-19. Tidak hanya masyarakat di lingkar tambang, tapi juga masyarakat di Kabupaten Halut, hingga masyarakat di Kota Ternate.

“Teman-teman wartawan mungkin sudah tahu banyak. Bahwa dalam menghadapi pandemi covid-19, NHM di bawah komando H Robert begitu aktif membantu pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya lewat kami (SP), tetapi ada juga lewat NHM Peduli, dan bantuan langsung dari H Robert sebagai Presdir sekaligus pemilik PT NHM,” ujarnya.

“Kami belum lama ini SP bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memberikan pelatihan kepada kader-kader Posyandu dan biang (bidan) kampung,” imbuhnya.

Untuk bidang ekonomi, ada beberapa sub bidang, seperti pertanian, perikanan kelautan, dan peternakan. Meski untuk 2020, masih terfokus pada sub bidang pertanian, khususnya hortikultura. “Memang banyak program yang dapat dikatakan belum terlaksana di 2020 karena pandemi covid-19. Apalagi, NHM sendiri harus berhadapan langsung karena tidak sedikit karyawan yang turut terinfeksi virus,” sebutnya.

Terkait PPM berbasis desa, lanjutnya, Hansed menyebut perusahaan sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta bagi 83 desa. Anggaran itu diberikan sesuai dengan kebutuhan desa melalui usulan program. Perusahaan juga memberikan support bagi kepala desa dan camat.

Selain itu, NHM juga memberikan perhatian besar pada pelestarian adat dan budaya di lingkar tambang melalui bantuan sebesar Rp 1 miliar per tahun bagi setiap suku di lingkar tambang, ditambah dengan dukungan operasional Rp 50 juta. “Untuk bantuan ini sistemnya seperti PPM berbasis desa, yakni tidak dalam bentuk cash tapi sesuai program. Untuk tahap pertama sudah dicairkan,” katanya.

Hal-hal lain yang sudah dilakukan perusahaan, termasuk keseriusan perusahaan menjadi ‘pasar’ bagi komoditas lokal untuk memenuhi kebutuhan karyawan di site. “Ini memang belum 100 persen jalan, karena saat ini rencana pendirian koperasi di lima kecamatan masih dilakukan,” sambung Christian.

Hansed juga menyebut, perubahan nyata yang dilakukan perusahaan, yakni pada aturan subkontraktor. Dia menyebut, Presdir H Robert menginginkan semua perusahaan yang terlibat berasal dari lokal lingkar tambang. “Jika belum cukup, maka bisa menerima kontraktor di Kabupaten Halut. Belum cukup juga, maka bisa menerima kontraktor di Malut, dan seterusnya. Tapi, beliau sangat menginginkan semua kontraktor dari lokal, khususnya lingkar tambang,” katanya.

Bagaimana dengan program di 2021? Hansed menyebut, selain apa yang sudah dilakukan di 2020 akan tetap dilanjutkan, juga ada beberapa program baru yang akan dilakukan. Seperti desa tangguh, bedah rumah, pembangunan klinik rawat inap di lima kecamatan, pelayanan kebutuhan BBM (pertamini) dan beberapa program di bidang lingkungan hidup.

“Rancangan program ke depan, pastinya terus berusaha agar yang dilakukan bisa bermanfaat nyata bagi masyarakat di lingkar tambang. Program-program ini memang dirancang untuk membantu masyarakat lebih mandiri,” terang Hansed, sembari berharap umur tambang masih panjang, sehingga ketika tiba saatnya (pasca penutupan tambang) masyarakat sudah mandiri.

Di akhir sharing, beberapa wartawan Harian Halmahera mengusulkan, agar ke depan PT NHM bisa lebih serius menggandeng kepolisian, TNI, kejaksaan, maupun pengadilan, agar bisa membuat sebuah nota kesepahaman (MoU) dalam pengawasan pelaksanaan program dan anggaran PPM 2021.

MoU ini penting, agar semua pihak yang terlibat, baik pihak perusahaan itu sendiri (NHM), aparat desa dan kecamatan, benar-benar melaksanakan program sesuai rencana dan tepat sasaran. Karena tidak sedikit pula laporan dari masyarakat, aparatur dan tim SP memanfaatkan program untuk kepentingan sendiri, sehingga masyarakat yang menjadi sasaran tidak merasakan.

“Memang sudah ada pembahasan ke arah sana (pengawasan), tapi belum sampai pada MoU. Usulan ini nantinya akan kami sampaikan kepada managemen. Jika disetujui, pastinya akan dibicarakan lagi dengan seluruh pemangku kepentingan di lingkar tambang,” terangnya.

Hansed pun sangat berharap media, terutama Harian Halmahera bisa turut mengawasi pelaksanaan program PPM 2021. “Media bagi perusahaan sangat penting. Media sebagai mitra kritis memang sangat diharapkan hadir untuk membantu mengawasi pelaksanaan program,” pungkasnya.(dit/fir)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *