Halut

Masyarakat Diimbau Waspada Badai La Nina

×

Masyarakat Diimbau Waspada Badai La Nina

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Cuaca Ekstrem

HARIANHALMAHERA.COM–Fenomena badai La Nina menjadi perhatian semua pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara (Halut).

Sekretaris BPBD Halut, Albert Mahmud, mengaku selalu siap dalam hal kebencanaan. “Terutama badai La Nina ini,” kata Alber, Senin (10/11).

Dia pun mengimbau seluruh masyarakat Halut agar tetap intents mengikuti informasi dari BMKG. “Tentu agar perkembangan seputar badai La Nina ini juga diketahui masyarakat,” katanya.

Karena menurut dia, wilayah Halut juga masuk dalam kategori rawan badai, sehingga patut diwaspadai oleh seluruh masyarakat. “Terutama yang bepergian menggunakan transportasi laut dan darat. Dan Desember diperkirakan puncak dari La Nina itu,” katanya.

Sekadar diketahui, La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.

Pada fenomena La Nina yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan, saat ini La Nina sudah terjadi. “Saat ini sudah terjadi La Nina,” kata Indra, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Sabtu (17/10).

Dia mengatakan, indikator La Nina berupa anomali suhu muka laut Pasifik tengah. Menurut data yang didapat hingga 10 Oktober 2020, saat ini suhu sudah berada di bawah -0.5 derajat celcius dan sudah berlangsung lebih dari 7 dasarian (2 bulan lebih).

Terkait puncak La Nina, Indra memprediksi akan terjadi pada November – Desember 2020. “Analisis dan prediksi Dinamika Atmosfer dan Laut memperlihatkan bahwa November-Desember 2020 La Nina berada pada tingkat moderat,” jelas dia.

Namun, Indra menyebutkan, dampak La Nina harus dilihat lebih detail pengaruhnya di wilayah Indonesia yang luas. Menurutnya, ada perbedaan dampak berdasarkan lokasi dan waktu.

Sebab, kata dia, tidak seluruh wilayah akan mengalami peningkatan curah hujan seiring adanya La Nina. “Hal itu karena pengaruh atau interaksi dengan fenomena iklim lainnya seperti Monsun,” pungkasnya. (tr-5/kho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *