HARIANHALMAHERA.COM–Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam tempo 4 hari mewujudkan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka penerbangan reguler di Bandara Kuabang, Kao. Mulai 4 April nanti, bandara Kuabang melayani penerbangan setiap Kamis dan Minggu dengan maskapai Wings Air tujuan Manado-Kao-Manado.
“Perlu saya informasikan, bandara Kuabang, Kao, mulai 4 April nanti sudah membuka pelayanan penerbangan regular dua kali seminggu. Yakni pada Kamis dan Minggu dengan maskapai Wings Air,” kata Kepala Bandara Kuabang, Kao, Ristu Bintoro, dalam keterangan tertulis kepada Harian Halmahera, Minggu (28/3).
Kabar ini tentunya menjadi kabar baik bagi masyarakat Halmahera Utara (Halut), yang selama ini sedikit kesulitan untuk bepergian ke luar daerah karena harus menempuh perjalanan panjang ke Ternate. “Jika masyarakat Halut sudah punya rencana bepergian, maka tiket penerbangan saat ini sudah tersedia di Travel Agent online,” ujar Ristu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, masalah utama yang dihadapi bandara Kuabang ini, yakni keterisian penumpang. Masalah itu yang membuat beberapa maskapai tidak bertahan lama karena merugi. Sebuat saja Sriwijaya Air dan Wings Air.
Hanya saja menurut Ristu, jumlah pengguna transportasi udara asal Halut sebenarnya cukup banyak. Kemungkinan sebagian besar memilih melalui bandara Babullah, Ternate. “Padahal fasilitas bandara Kuabang tak kalah dengan bandara Ternate. Saya sangat berharap dan mengajak warga Halut yang akan bepergian dengan pesawat bisa memanfaatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di Kuabang,” pintanya.
“Ini juga untuk mendukung dan menopang perputaran ekonomi Halut itu sendiri. Jika jalur penerbangan ini lancer ke depan, bukan tidak mungkin maskapai lain akan ikut bergabung. Apalagi bandara Kuabang bisa didarati pesawat berbadan lebar. Seperti saat ini dari maskapai Citilink meski baru sebatas carter dari PT NHM,” sambungnya.
Kendala lain yang diamati koran ini di lapangan, yakni infrastruktur pendukung menuju bandara. Jalan menuju bandara dirasakan belum mampu menarik minat warga karena selain kondisinya yang kecil dan berlubang, juga tidak ada aksesoris yang bisa membuat orang kepincut untuk lewat.
Selain itu, transportasi umum menuju bandara juga dapat dikatakan terbatas. Tidak ada terminal khusus kendaraan tujuan bandara. Pemerintah daerah harusnya bisa menyiapkan sarana itu. Mungkin juga bisa menyediakan transportasi alternatif lain, seperti minibus atau Damri.
Masalah lainnya, yakni koneksi antara bandara. Pendukuk Halut, selain mayoritas memiliki banyak sanak saudara dan kolega di Manado, juga ada di Ambon, Maluku, dan Banggai, Sulawesi Tengah. Harusnya, ada penerbangan lain dari Kuabang-Ambon atau Kuabang-Banggai.
“Memang ini menjadi persoalan bersama pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah Halut, namun disisi lain juga membutuhkan dukungan dari masyarakat,” kata Ristu.
“Saya sebenarnya sudah pernah usulkan untuk dibukanya penerbangan Kao-Ambon, hanya saja usulan itu dirasakan belum cukup. Harus ada dorongan lain, misalnya keinginan publik. Kalau memang jumlah penumpang banyak, saya rasa pemerintah dan maskapai mempertimbangkan adanya jalur penerbangan baru dari Kao-Ambon atau Kao-Banggai,” terangnya.
Diketahui, dua jadwal penerbangan ini merupakan perintah Presiden Jokowi saat datang meresmikan bandara Kuabang, kao, pada Rabu (24/3) lalu. Saat itu, Jokowi memerintahkan Menhub dan Irjen, agar segera membuka dua flight dari dan ke bandara Kuabang.(tr-05/fir)