HARIANHALMAHERA.COM–Perbaikan jembatan Tiabo yang ambruk diterjang banjir diperkirakan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pemerintah berupaya menyiapkan jembatan darurat.
Sembari menunggu itu, pemuda Desa Ngidiho bersama para pemuda lainnya yang keseharian menambang pasir di Kali Tiabo, bersama-sama membuat rakit untuk mempermudah aktivitas masyarakat. Rakit ini dikhususkan untuk membawa warga melintas dari Galela ke Lolada dan sebaliknya.
Pantauan wartawan dilokasi banjir kali Tiabo, kemarin, pemanfaatan rakit oleh pemuda Desa Ngidiho ini tidak dipatok harga, tetapi untuk upah suka rela saja dari warga. “Pembuatan rakit ini membantu saudara-saudari kita yang punya kepentingan ke Tobelo maupun yang punya kepentingan ke Galela Utara dan Loloda,” kata Ketua Pemuda Desa Ngidiho M Rafik Tuan.
Aksi ini mendapat apresiasi dari Kamal Abdullah selaku Kepala Desa Ngidiho. Dia sangat sangat berterima kasih kepada pemuda karena sudah membatu warga yang akan menyembrangi kali Tiabo yang saat ini belum bisa di akses kendaraan.
“Kami juga sudah meminta Dinas Perhubungan Halut, agar bisa menyediakan perahu karet agar bisa dipakai untuk kepentingan masyarakat melintas,” ujarnya
Selain rakit yang tidak mematok harga, ada juga rakit lainnya yang sudah mematok tarif Rp 25 ribu per orang. Jika menyeberang dengan motor ditambah lagi Rp 25 ribu menjadi Rp 25 ribu per orang.
Selain itu, perahu yang biasa dipakai warga untuk menangkap ikan, dimanfaatkan sementara sebagai transportasi laut ke Tobelo. Seperti warga dari Desa Lalonga, Bobisingo, Dodowo, dan Desa Tutumaleleo, mereka memilih melewati laut menggunakan perahu.(cw/tr-05/fir)